Jakarta, CNN Indonesia -- Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memperkirakan tidak akan melelang surat utang jelang pergantian tahun ini.
Pasalnya, penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) untuk membiayai defisit sebesar 2,67 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) saat ini sudah mencukupi.
"Kalau dengan defisit 2,67 persen dari PDB, kelihatannya Desember ini, kami tidak perlu lelang lagi," tutur Direktur Jenderal DJPPR Kemenkeu Robert Pakpahan di Gedung Djuanda I Kemenkeu, Rabu (15/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya, lelang terakhir tahun ini akan dilakukan pekan depan untuk penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk dengan target indikatif Rp5 triliun.
"Kalau target sukuk tahun depan tercapai dan kami upsize (menaikkan) Rp1 triliun jadi Rp6 triliun kelihatannya (pembiayaan) sudah cukup," katanya.
Terkait strategi penerbitan utang negara tahun depan, Robert mengaku, masih melakukan kajian. Namun, Kemenkeu bakal mempertimbangkan beberapa hal, di antaranya kebutuhan kas negara dan kondisi global.
"Kami belum finalisasi strateginya, tetapi untuk bauran mata uangnya masih sama, yaitu rupiah, dolar Amerika Serikat, euro, dan yen Jepang," imbuh Robert.
Sebagai informasi, target penerbitan SBN bruto tahun ini tercatat Rp712,9 triliun. Sementara, pembiayaan defisit melalui SBN dipatok Rp467,3 triliun di dalam APBNP 2017.
Adapun per akhir September tahun ini, realisasi pembiayaan defisit melalui SBN sudah mencapai Rp381,7 triliun.
(bir)