Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) Ignasius Jonan menyatakan penyederhanaan golongan listrik baru akan terlaksana jika mendapatkan persetujuan dari masyarakat.
Rencananya, PT PLN (Persero) akan menyederhanakan golongan listrik dengan menghapus golongan 1.300 VoltAmpere (VA), 2.200 VA, 3.300 VA, dan 4.400 VA dan memindahkannya ke 5.500 VA. Perseroan memastikan biaya penambahan daya tidak akan dibebankan kepada masyarakat. Selain itu, penambahan daya juga tidak akan menambah beban abonemen.
"Arahan Bapak Presiden, coba (rencana penyederhanaan golongan) ini disosialisasikan dulu, ditanyakan, sampai semua sepakat. Jadi tidak terburu-buru sekarang," tutur Jonan di sela gelaran Internasional Energy Conference 2017 di Hotel Sari Pan Pacific Jakarta, Kamis (30/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, lanjut Jonan, pihaknya telah meminta PLN untuk melakukan survei untuk melihat animo masyarakat terkait rencana tersebut. Namun, saat ditanya, apa dasar hukum yang akan digunakan pemerintah untuk menerapkan kebijakan itu, Jonan tak memberikan jawaban pasti.
"Yang penting itu sosialisasinya, bukan peraturannya. Masyarakat bisa terima atau tidak (rencana penyederhanaan golongan listrik), itu yang paling penting," ujarnya.
Menurut Jonan, penggunaan teknologi di era sekarang sudah semakin masif. Konsekuensinya, daya listrik yang dibutuhkan masyarakat bakal semakin besar.
Dengan kebijakan ini, masyarakat bakal dibebaskan jika ingin menambah daya. Saat ini, perubahan daya listrik dikenakan biaya hingga jutaan. Perubahan daya dari 1.300 VA dikenakan biaya Rp4,06 juta, perubahan daya dari 2.200 VA dikenakan biaya Rp3,19 juta, serta perubahan daya dari 4.400 VA dikenakakan biaya Rp1,06 juta.
"Penambahan daya ini sukarela kok. Kalau tidak mau juga tidak apa-apa," ujarnya.
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) sebelumnya khawatir rencana penyederhanaan golongan ini akan melambungkan tagihan listrik konsumen. Selain itu, penggunaan listrik konsumen juga berpotensi menjadi lebih boros dan tak terkendali.
(agi)