Anak-anak Usaha Bank BUMN Akan Naik Kelas ke BUKU 3

Yuli Yanna Fauzie | CNN Indonesia
Jumat, 08 Des 2017 14:15 WIB
Naik kelas dari BUKU 2 menyusul rencana Kementerian BUMN yang sedang mendorong penambahan modal inti tiga bank syariah, anak usaha bank BUMN.
Naik kelas dari BUKU 2 menyusul rencana Kementerian BUMN yang sedang mendorong penambahan modal inti tiga bank syariah, anak usaha bank BUMN. (Dok. Bank Syariah Mandiri).
Garut, CNN Indonesia -- Industri perbankan syariah siap menyambut anak-anak usaha bank pelat merah yang akan naik kelas ke kelompok Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) 3 dengan modal inti Rp5 triliun sampai dibawah Rp30 triliun. Anak usaha yang dimaksud, yaitu BRI Syariah, Bank BNI Syariah, dan Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Kenaikan kelompok anak-anak Himpunan Bank Negara (Himbara) tersebut menyusul rencana Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sedang mendorong penambahan modal inti ketiga bank syariah itu.

Komisaris Utama PT Bank Syariah Mandiri, anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Mulya Effendi Siregar mengatakan, bila ketiga anak usaha syariah Himbara tersebut resmi bergabung ke BUKU 3, tentu persaingan pasar bank syariah makin menarik, meskipun induk masing-masing akan melebur dalam holding jasa keuangan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau itu suatu persaingan, itu tentu jadi seru untuk sesama BUKU 3 nantinya," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Jumat (8/12).

Lebih rinci ia menyebut, persaingan antar sesama anak usaha syariah Himbara tersebut bisa berkontribusi pada peningkatan pangsa pasar bank syariah secara nasional yang saat ini baru di kisaran 5,44 persen per Agustus 2017 lalu.

Sebab, masing-masing bank syariah tentu akan makin getol mengeluarkan layanan dan produk, serta pemanfaatan teknologi yang kian inovatif dan bisa memenuhi kebutuhan para nasabah. "Nanti bisa memunculkan inovasi-inovasi tentunya dalam persaingan," katanya.

Kendati begitu, ia memprediksi, penambahan modal inti dari ketiga anak usaha syariah Himbara untuk masuk ke BUKU 3 belum bisa dilakukan pada tahun depan. Pasalnya, saat ini masing-masing modal inti dari tiga perbankan masih jauh dari target minimal modal inti.

"Coba dihitung, rasanya sekarang modal inti BNI Syariah masih jauh dari BUKU 3. Jadi, tahun depan, rasanya belum bisa dilakukan, tapi kami tentu menantinya," terang Mulya.

Sebelumnya, Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei, dan Konsultasi Kementerian BUMN Gatot Trihargo mengatakan, tengah mendorong BNI Syariah dan UUS BTN untuk melakukan penggabungan (merger) usaha, sehingga modal inti kedua perusahaan akan mencukupi untuk masuk ke BUKU III.

"Misalnya, agar semua bank syariah dari bank BUMN masuk BUKU 3, tentu bisa diupayakan dengan melakukan merger juga. Maka, kami harapkan, BNI Syariah dan USS BTN merger saja," tutur Gatot beberapa waktu lalu.

Sedangkan untuk BRI Syariah, sang induk disebut akan menambahkan modal ke anak usaha syariahnya itu sekitar Rp500 miliar sampai Rp1 triliun. Bersamaan dengan itu, BRI Syariah juga direncanakan akan menawarkan saham ke publik (Initial Public Offering/IPO) pada tahun depan.

Bersamaan dengan pembentukan holding BUMN sektor jasa keuangan, anak usaha bank BUMN juga bisa memperoleh suntikan modal lebih besar lantaran mendapat penjaminan modal dari holding yang didapat dari investor.

Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo mengatakan, perusahaan siap melakukan merger dengan UUS BTN. Asalkan, telah disepakati oleh kedua induk perusahaan.

"Kalau sekarang masih belum bisa bicara lebih jauh karena harus tunggu arahan dari induk lebih dulu. Jadi, kami tunggu arahan saja," imbuhnya awal pekan ini. (bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER