Jakarta, CNN Indonesia -- Kelas menengah di Indonesia cenderung menghabiskan uang untuk berinvestasi dengan membeli saham atau surat berharga lainnya. Mereka juga diketahui sedikit membelanjakan uang untuk belanja kebutuhan rumah tangga melalui situs online.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik Sri Soelistyowati mengatakan, ada pergeseran perilaku konsumen di Indonesia.
"Mereka (kelas menengah) lebih memilih
spend efek, dan misalnya ke depannya inflasi bisa dijaga, orang akan lebih melihat ke investasi saham," kata Sri saat Workshop Peningkatan Wawasan Statistik, di Bogor.
Pernyataan Sri itu sekaligus menepis pandangan sebagian orang yang menyatakan, tutupnya sejumlah gerai ritel di Indonesia disebabkan karena menjamurnya situs belanja online.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kata Sri, peralihan pola konsumsi ke belanja online hanya terjadi masyarakat perkotaan yang sudah memiliki akses teknologi. Masyarakat di daerah, kata dia, masih lebih senang belanja langsung ke gerai ritel atau pusat perbelanjaan.
"Share belanja online terhadap total konsumsi rumah tangga tidak sampai 1 persen, masih 0,89 persen jadi masih sangat sedikit," ujar Sri.
Dikatakannya, kelas menengah sangat berhati-hati dan cenderung menahan uang untuk membeli barang-barang konsumsi.
Tapi, kata Sri, ada kecenderungan, kelas menengah justru membelanjakan uang untuk urusan rekreasi.
"Rekreasi atau restoran lebih ke sana, tidak lagi konsumsi barang seperti handphone. Untuk fashion juga enggak terlalu banget," paparnya.
Melihat hal tersebut, Lis menyarankan agar pemerintah diharapkan memanfaatkan momentum pergeseran pola konsumsi tersebut dengan meningkatkan kualitas tempat wisata di dalam negeri, sehingga dapat mendorong konsumsi masyarakat.
(ugo)