Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan asal Jepang, Sango Corporation mengaku telah menanamkan investasinya di Indonesia senilai US$40 juta. Investasi dilakukan guna menaikan kapasitas produksinya pada komponen otomotif berbasis
wire rod di Indonesia.
Dalam hal ini, Sango Corporation bekerja sama dengan PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) untuk memperoleh wire rod langsung dari dalam negeri. Sehingga, Sango Corporation bisa menggunakan
wire rod buatan dalam negeri.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah berharap Sango Corporation dapat meningkatkan investasinya menjadi US$95 juta. Bila ini dapat berlangsung dengan lancar, maka Indonesia tak perlu lagi mengimpor
wire rod.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan investasi ini, maka persediaan kepada industri otomotif dan sparepart itu akan semakin baik karena quality control nya dan juga untuk pengiriman terjaga," kata Airlangga, Jumat (15/12).
Masalahnya, kata Airlangga, ketika masih impor dan terjadi kerusakan saat wire rod dalam proses pengiriman, maka barang tersebut tidak bisa dikembalikan atau ditukar. Sementara, jika
wire rod diproduksi oleh perusahaan dalam negeri maka bisa dilakukan proses tukar dengan mudah.
"Jadi secara keseluruhan program lokal konten ini mendapatkan dukungan dari industri seperti Sango Corporation yang merupakah salah satu produsen
spareparts otomotif," papar Airlangga.
Adapun, Direktur Utama TSIG Holding Pte Ltd, selaku anak usaha dari Sango Corporation, George Halasi mengungkapkan, angka investasi tersebut akan bertambah sesuai dengan kebutuhan pasar dalam negeri sendiri.
"Investasi aktual adalah US$40 juta dan US$95 juta itu tergantung dari konsumen kami," terang Halasi.
Sango Corporation sendiri tengah melakukan negosiasi harga kepada beberapa konsumennya, seperti PT Astra International Tbk (ASII). Menurut George, Astra International sendiri masih impor komponen otomotif.
"Kami harap mereka (perusahaan otomotif) akan menyanggupi dan membeli produk lokal," ucap Halasi.
Secara terpisah, Direktur Utama Krakatau Steel Mas Wigranto Roes Setiayadi mengungkapkan, pihaknya akan menggelontorkan dana sebesar US$10 juta untuk meningkatkan kualitas dari teknologi yang dimilikinya dalam memproduksi
wire rod yang sesuai dengan kebutuhan Sango Corporation.
"Dananya dari kas internal, kan banyak uangnya," ujar Mas.
Perusahaan sendiri menargetkan dapat memproduksi
wire rod sebanyak 40 ribu ton dalam satu tahunnya. Namun, jumlah tersebut akan bertambah sesuai dengan evaluasi yang dilakukan tiap tahunnya.
"Jadi 50 ribu ton per tahun atau 80 ribu ton per tahun sesuai dengan daya serap pasar," jelas Mas.
Saat ini, pasar dalam negeri sendiri membutuhkan setidaknya sekitar 150 ribu ton dalam satu tahun. Sehingga, pasokan
wire rod yang selama ini dipasok oleh Jepang akan berkurang menjadi hanya 110 ribu ton tahun depan.
Adapun, Airlangga menyebut, total impor 40 ribu ton
wire rod tersebut setara dengan nilai US$24 juta. Dengan kata lain, Indonesia bisa menghemat devisa sebanyak US$24 juta dalam satu tahun nantinya.
(agi)