Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melemah pada perdagangan hari ini, Selasa (19/12), akibat minim sentimen positif jelang libur Natal dan Tahun Baru 2018.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menjelaskan, secara eksternal pelaku pasar masih menantikan pengesahan dari Rancangan Undang-Undang (RUU) reformasi pajak di Amerika Serikat (AS) sebelum Natal.
"Saat ini masih ada pihak oposisi yang menentang hal tersebut karena disinyalir akan memberikan efek terhadap meningkatnya utang AS," papar Nafan, Selasa (19/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, peluang koreksi ini juga terlihat secara teknikal, di mana IHSG diprediksi hanya bergerak dalam rentang
support 6.062-6.098 dan
resistance 6.151-6.169.
"Stochastic sudah berada di area jenuh beli," imbuh Nafan.
Berbeda dengan Nafan, Analis Indosurya Sekuritas William Surya Wijaya mengungkapkan, laju indeks masih akan menanjak pada perdagangan hari ini. Menurutnya, IHSG akan berada dalam rentang support 6.001 dan resistance 6.142.
"IHSG masih berada dalam rentang konsolidasi wajar, sembari menanti pola kenaikan lanjutan jangka pendek," terang William.
Kendati demikian, William menyarankan jika terjadi koreksi pada IHSG, maka pelaku pasar dapat melakukan akumulasi beli dengan tujuan investasi jangka menengah dan panjang.
"Hari ini IHSG berpotensi melaju ke zona hijau," sambung William.
Adapun, IHSG kemarin kembali mencatatkan rekor tertingginya hingga ke level 6.133. Dengan demikian, IHSG telah tiga hari berturut-turut ditutup di level tertingginya sejak pekan lalu.
Sayangnya, hal ini tidak dibarengi dengan aksi beli pelaku pasar asing. Terpantau, pelaku pasar asing masih mencatatkan jual bersih
(net sell) di pasar reguler sebesar Rp394,13 miliar.
Sementara itu, bursa saham Wall Street juga ditutup menguat tadi malam. Dow Jones naik 0,57 persen, S&P500 tumbuh 0,54 persen, dan Nasdaq Composite menanjak 0,84 persen.
(agi)