Jakarta, CNN Indonesia -- Aksi ambil untung oleh sebagian pelaku pasar membayangi laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir pekan ini, Jumat (15/12). Hal ini dipicu oleh pergerakan bursa saham global dan kawasan asia yang kurang kondusif.
Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto mengatakan, kondisi ini akan membuat IHSG bergerak konsolidasi. Namun, tidak menutup kemungkinan untuk IHSG kembali menguat.
Pasalnya, beberapa saham sektor energi diproyeksi menguat karena sejumlah harga komoditas menguat sepanjang perdagangan kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"IHSG diperkirakan bergerak konsolidasi dengan support di 6.080 hingga resistance di 6.130," ungkap David dalam risetnya.
Sementara itu, pelaku pasar domestik juga tengah menanti data ekonomi berupa ekspor dan impor November 2017. Dalam hal ini, David meramalkan, IHSG terkena dampak positif dari data tersebut.
"Neraca perdagangan diperkirakan kembali mencatatkan surplus," terang dia.
Analis Indosurya Sekuritas William Surya Wijaya menyebut, keputusan Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan tingkat suku bunga di level 4,25 persen sukses memberi imbas positif pada laju IHSG.
"Hal ini memberikan sinyal bahwa kondisi perekonomian masih cukup stabil," kata William.
Setali tiga uang dengan David, ia juga memproyeksi, IHSG dapat kembali mencetak rekor baru dan bergerak dalam rentang support 6.001 hingga 6.142.
Pada penutupan sore kemarin, Kamis (14/12), IHSG berhasil mencetak rekor terbarunya di level 6.113 dengan penguatan 59,05 poin atau 0,98 persen. Tidak hanya itu, pelaku pasar asing juga mencatatkan beli bersih (net buy) di pasar reguler sebesar Rp424,92 miliar.
Kondisi ini berbanding terbalik dengan bursa saham Wall Street, dimana mayoritas indeks melemah tadi malam. Dow Jones terkoreksi 0,31 persen, S&P500 turun 0,41 persen, dan Nasdaq Composite merosot 0,28 persen.
(bir)