Kilau IHSG, Jokowi Menyayangkan Pelaku Pasar yang Wait & See

Dinda Audriene Mutmainah | CNN Indonesia
Jumat, 29 Des 2017 18:40 WIB
Di sepanjang tahun ini, IHSG mengilap. Bahkan, pada penutupan sore tadi, Jumat (29/12), IHSG mencetak rekor barunya di level 6.355.
Di sepanjang tahun ini, IHSG mengilap. Bahkan, pada penutupan sore tadi, Jumat (29/12), IHSG mencetak rekor barunya di level 6.355. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyayangkan pelaku pasar yang merealisasikan keuntungannya atau buru-buru melakukan aksi jual pada awal tahun 2017 karena kekhawatiran kondisi politik di Indonesia.

Kekhawatiran ini disebabkan asumsi beberapa pihak yang selalu menyebut pasar sebaiknya menunggu (wait and see) karena pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.

"Dulu tahun 2015, katanya wait and see karena politik. Tahun 2016 juga wait and see. 2017 dan 2018 sama. Kemudian 2019 nanti ada pemilihan presiden (pilpres)," ungkap Jokowi, Jumat (29/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nyatanya, sambung dia, IHSG meningkat signifikan sepanjang tahun 2017. Terpantau, IHSG pada penutupan akhir tahun ini tembus rekor sepanjang massa hingga ke level 6.355.

Padahal, pada perdagangan awal tahun 2017 IHSG masih berada di level 5.275. Artinya, laju IHSG melonjak sebesar 20,47 persen tahun ini.

"Kenapa momentum sebagus ini tidak digunakan sebaik-baiknya?” kata Jokowi.

Selain karena politik, beberapa analis efek juga mewanti-wanti kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) pada awal tahun. Kemudian, sentimen perang dagang dan proteksionisme juga menjadi salah satu sentimen bagi laju IHSG tahun ini.

"Kalau dilihat selama 12 bulan terakhir ini, hampir semua risiko pada awal tahun mewanti-wanti akan meledak ternyata terlewati semua," jelas Jokowi.

Makanya, ia menekankan kepada pelaku pasar untuk tidak selalu takut dengan risiko dari investasi pasar modal. Pasalnya, risiko memang selalu ada, tetapi di sisi lain juga selalu ada peluang untuk mencetak keuntungan berlipat ganda.

"Jangan terlalu sering membaca di media sosial, analisa yang terkadang tidak mengerti sumbernya dari mana," tegas Jokowi. (bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER