Harga Jual Melesat, Petani Bawang Merah Malah 'Gigit Jari'

Yuli Yanna Fauzie | CNN Indonesia
Jumat, 29 Des 2017 20:20 WIB
Kementerian Pertanian menyebut harga di tingkat petani sentra bawang merah kelewat rendah, padahal harganya di ritel melambung hingga dua kali lipat.
Kementerian Pertanian menyebut harga di tingkat petani sentra bawang merah kelewat rendah, padahal harganya di ritel melambung hingga dua kali lipat. (CNN Indonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pertanian (Kementan) menyebut bahwa banyak petani komoditas bawang merah yang merugi, meski harga jual bawang merah di tingkat pasar ritel ibukota DKI Jakarta melambung hingga dua kali lipat. Hal ini dikarenakan harga di tingkat petani sentra bawang merah kelewat rendah.

Khususnya petani di sentra-sentra bawang merah, seperti di Jawa Tengah, tepatnya di Kabupaten Brebes, Kabupaten Demak, dan Kabupaten Pati. Begitu pula dengan sentra di Kota Cirebon, Jawa Barat dan Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Kementan Yasid Taufik merinci, harga rata-rata bawang merah di tingkat petani secara nasional sebesar Rp12.984 per kilogram (kg).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Angka ini diperoleh dari harga terendah sebesar Rp7 ribu per kg dan harga tertinggi Rp20 ribu per kg dari titik-titik sentra bawang merah di Indonesia. Artinya, harga jual rata-rata bawang merah yang dinikmati petani hanya separuhnya.

Sementara, harga rata-rata bawang merah di 43 pasar ritel Jakarta mencapai Rp27.732 per kg. Rata-rata ini didapat dari harga jual terendah sekitar Rp12 ribu per kg, yaitu di Pasar Induk Kramat Jati dan harga tertinggi mencapai Rp35 ribu per kg. Misalnya, di Pasar Mayestik, Pasar Glodok, hingga Pasar Senen.

"Kami sudah ada surat dari Asosiasi Bawang Merah Brebes bahwa harga masih di kisaran Rp7 ribu per kg di tingkat petani. Ini harga yang merugi sebenarnya," ujarnya di Bareskrim Polri, Jumat (29/12).

Kendati begitu, Yasid mengklaim, rendahnya tingkat harga jual di tangan petani masih cukup aman. Sebab, hal itu terjadi lantaran melimpahnya pasokan di titik sentra.

Kementan mencatat jumlah pasokan bawang merah pada November 2017 sebanyak 111,46 ribu ton. Namun, pasokan ini meningkat hingga sekitar 123,84 ribu ton pada Desember 2017. Padahal, kebutuhan konsumsi masyarakat hanya sekitar 109,43 ribu ton.

Selain itu, hal ini terjadi karena ada penambahan harga akibat kegiatan distribusi. "Tapi kalau dibahas aman atau tidak, ini sebenarnya masih aman," katanya.

Namun, tak ingin petani terus merugi, Yasid bilang, pemerintah telah menyiapkan strategi untuk meningkatkan pendapatan petani. Caranya, dengan mengoptimalkan kegiatan penyerapan dan distribusi pasokan. "Misalnya dengan berkoordinasi dengan Bulog untuk melakukan penyerapan," terang dia.

Kendati begitu, ia belum memberi proyeksi besaran penyerapan pasokan yang harus dilakukan oleh Bulog untuk turut menstabilkan harga bawang merah. (bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER