Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi terkoreksi pada akhir pekan ini, Jumat (9/2), akibat nilai tukar rupiah yang masih cenderung melemah.
Analis KGI Sekuritas Indonesia Yuganur Wijanarko mengatakan, pelaku pasar sebaiknya waspada dalam melakukan transaksi di pasar modal. Terpantau, rupiah turun tipis 0,37 persen menjadi Rp13.605 per dolar Amerika Serikat (AS) kemarin.
"Pelaku pasar sebaiknya lebih waspada dan melakukan perdagangan jangka pendek saja agar tidak terseret ke arus bawah," papar Yuganur dalam risetnya.
Selain rupiah, Yuganur juga mencermati kondisi pasar regional yang masih merosot sepanjang perdagangan kemarin. Hal ini turut menambah daftar sentimen negatif bagi indeks dalam negeri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, pelaku pasar dalam melakukan aksi beli pada saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).
Di sisi lain, analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menyebut, aksi beli pelaku pasar memang telah kembali tetapi dengan jumlah yang relatif masih kecil.
"Diharapkan aksi beli meningkat untuk membawa IHSG tetap berada di zona hijau," ucap Reza dalam risetnya.
Sementara itu, pelaku pasar asing masih terus melakukan aksi jual sehingga tercatat jual bersih (net sell) di pasar reguler sebesar Rp596,8 miliar.
"Diperkirakan IHSG berada dalam kisaran
support 6.524-6.532 dan
resistance 6.553-6.568," jelas Reza.
Sebagai informasi, IHSG pada perdagangan kemarin berhasil bertahan di teritori positif dengan penguatan tipis sebesar 0,14 persen ke level 6.544.
Namun, pergerakan bursa saham Wall Street justru berkebalikan karena seluruh indeks berakhir di zona merah tadi malam. Tiga indeks utamanya, yaitu Dow Jones anjlok 4,15 persen, S&P500 turun 3,75 persen, dan Nasdaq Composite terkoreksi 3,9 persen.
(lav)