Garuda Indonesia Berharap Untung dari Status Bintang Lima

Yuli Yanna Fauzie | CNN Indonesia
Jumat, 09 Feb 2018 01:47 WIB
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk berharap status maskapai bintang lima dari Skytrax, bisa mendongkrak kinerja keuangan perusahaan.
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk berharap status maskapai bintang lima dari Skytrax, bisa mendongkrak kinerja keuangan perusahaan. (CNN Indonesia/Yuliyanna Fauzi)
Singapura, CNN Indonesia -- PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk berharap pengakuan kualitas perusahaan melalui status maskapai bintang lima dari Skytrax, lembaga pemeringkat maskapai penerbangan global, bisa mendongkrak kinerja keuangan perusahaan.

Status maskapai bintang lima dari Skytrax telah diperoleh Garuda Indonesia sejak tiga tahun terakhir dan kembali didapat pada tahun ini, yang diberikan langsung oleh Skytrax pada pergelaran Singapore Airshow 2018.

Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala Nugraha Mansury mengatakan, pengakuan kualitas seharusnya bisa menjadi alasan bagi perusahaan untuk meningkatkan tarif tiket penerbangan, sehingga penjualan bisa naik dan memperbaiki kinerja keuangan perusahaan yang masih merugi pada tahun lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Harapan kami begitu, yang namanya servis dengan penjualan dan kinerja harus ada kontribusinya, tapi ini proses yang panjang," ujar Pahala di Changi Exhibition Area, Kamis (8/2).

Kendati begitu, Pahala belum ingin menjelaskan lebih rinci mengenai kebijakan penyesuaian tarif dari maskapai pelat merah itu. Hanya saja, bila penyesuain tarif dilakukan, Pahala memberi sinyal akan menyesuaikan tarif penerbangan luar negeri.

Sebab, hal ini sejalan dengan langkah perusahaan yang tengah menargetkan kenaikan penjualan tiket penerbangan ke luar negeri. Menurutnya, pertumbuhan penerbangan internasional meningkat 13 persen pada tahun lalu.

"Internasional tahun depan diharapkan meningkat 20 persen," katanya.

Sementara untuk penerbangan domestik, perusahaan mendongkrak kinerja dari meningkatnya pemanfaatan (utilisasi) pesawat.

"Di kuartal III dan IV, utilisasi dari 8 jam 6 menit menjadi 9 jam 30 menit. ini mengimplikasi bahwa cost bisa menurun dan pendapatan bisa tumbuh signifikan, sehingga kami harapkan bisa meningkatkan kinerja," jelasnya.


Sementara kinerja keuangan masih belum dapat diumumkan perusahaan. Hanya saja, data terakhir mencatat bahwa maksapai ini masih merugi dengan estimasi sekitar US$219,58 juta sepanjang tahun lalu.

Sedangkan untuk tahun depan, perusahaan menargetkan bisa mendulang pendapatan yang lebih besar, yaitu mencapai US$4,9 miliar, sehingga bisa menekan jumlah kerugian.

Untuk status maskapai bintang lima, Garuda Indonesia masuk dalam 10 besar maskapai terbaik di dunia bersama Singapore Airlines, Cathay Pacific, EVA Air, Qatar Airways, Etihad, Asiana Pacific, All Nippon Airlines, Hainan Airlines, dan Lufthansa. (gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER