Sinar Mas Land Genjot Bisnis Co-working Space

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Rabu, 14 Feb 2018 09:14 WIB
Sinar Mas Land berencana menambah empat co-working space bertajuk EV Hive sepanjang tahun ini seiring dengan tumbuhnya perusahaan rintisan (startup).
Sinar Mas Land berencana menambah empat co-working space bertajuk EV Hive sepanjang tahun ini seiring dengan tumbuhnya perusahaan rintisan (startup). (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sinar Mas Land berencana menambah empat co-working space sepanjang tahun ini seiring dengan tumbuhnya perusahaan rintisan (startup) yang menggunakan tempat tersebut untuk bekerja. Co-working space tersebut bertajuk EV Hive.

Group CEO Associate Sinar Mas Land, Irawan Harahap mengatakan, sejauh ini perusahaan telah memiliki lima co-working space bernama EV Hive. Proyek co-working space perusahaan dimulai pada tahun 2015 lalu.

"Kemudian, tahun 2017 kami tambah empat juga," ucap Irawan, Selasa (13/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perusahaan membangun satu EV Hive di kawasan Kuningan, kemudian tiga lainnya di kawasan Central Business District (CBD). Sementara, satu EV Hive yang dibangun tahun 2015 berada di Tangerang.


Umumnya, perusahaan secara konsolidasian mendapatkan pendapatan dari penyewaan co-working space sebesar Rp300 juta-Rp400 juta per bulan. Dengan begitu, perusahaan meraup pendapatan mencapai Rp1 miliar tiap bulannya dari bisnis co-working space.

"Untuk penyewaan kan sebenarnya bisa harian, bulanan, tahunan. Kami kebanyakan yang tahunan," terang Irawan.

Tak menyebut secara pasti tarif untuk paket bulan dan tahunanya, tapi yang pasti rata-rata perusahaan memasang tarif sebesar Rp100 ribu per jam, baik untuk ruang rapat dan ruang kerja biasa.

Di sisi lain, Sinar Mas Land juga tengah melakukan pembicaraan dengan perusahaan penyedia co-working space terbesar di Singapura untuk mengembangkan co-working space di Indonesia.

"Nama perusahaan belum bisa kami sebut. Tapi pokoknya akan berkolaborasi," jelas Irawan.

Sementara, dengan pertumbuhan co-working space milik Sinar Mas Land, Irawan mengaku kontribusi pendapatan atas bisnis tersebut masih kecil terhadap kinerja keuangan secara konsolidasian Grup Sinar Mas Land.

"Tidak sampai 5 persen (kontribusinya)," pungkas Irawan.

Sinar Mas Land Genjot Bisnis Co-working Space(CNN Indonesia/Hesti Rika)

"Ganggu" Perkembangan Sewa Gedung Perkantoran

Secara terpisah, CEO Corporate Strategy & Services Sinar Mas Land, Ishak Chandra mengatakan, cara masyarakat kini sudah semakin berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Sebagian besar masyarakat tak lagi bekerja di ruang kantor, melainkan di luar kantor.

Dengan demikian, co-working space bisa menjadi solusi bagi kebutuhan masyarakat. Di sisi lain, co-working space disebut sebagai menghalangi pertumbuhan tingkat okupansi dari gedung perkantoran.

"Ke depan orang lebih mobile, orang bisa bekerja di mana saja," ucap Ishak.

Artinya, bisa saja co-working space akan menggantikan kebutuhan gedung perkantoran di Indonesia seiring berkembangnya zaman. Sehingga, Sinar Mas Land terbilang sudah mengantisipasi hal itu sejak dini dengan ikut membangun co-working space.


Secara keseluruhan, Ishak berpendapat industri properti tahun ini akan turun karena pemerintah akan menggelar pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak di 171 wilayah. Menurutnya, investor memilih menunggu (wait and see) tahun ini.

"Ini akan terjadi sampai 2019," imbuhnya.

Ia menyatakan, pemilihan presiden (pilpres) pada tahun depan juga menjadi pertimbangan investor untuk menginvestasikan dananya ke sektor properti. Pasalnya, industri properti erat kaitannya dengan politik.

"Tapi nanti industri properti akan naik lagi enam bulan setelah pemilihan itu berlangsung," jelas Ishak. (gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER