Jakarta, CNN Indonesia -- Serikat Pekerja Migas Indonesia mempertanyakan pergantian direksi PT Pertamina (Persero) yang kembali dilakukan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno. Pasalnya, Rini disebut terbilang sering melakukan pergantian pada jajaran manajemen BUMN migas tersebut.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja (SP) Migas Indonesia Faisal Yusra menuturkan, dalam lima belas tahun terakhir, telah terjadi sembilan kali pergantian direksi Pertamina. Adapun dalam tiga tahun terakhir menjabat sebagai Menteri BUMN, Rini sudah dua kali mengganti Direktur Utama Pertamina dan beberapa kali merombak posisi direksi Pertamina lainnya.
"Padahal, Undang-Undang menegaskan dalam keadaan normal, penugasan direksi BUMN adalah 5 tahun. Bisa dibayangkan pergantian yang begitu sering menunjukkan ada yang salah dalam penetapan direksi," ujar Yusra dalam surat yang disampaikan kepada Rini, Rabu (14/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yusra yang mengaku pernah bertanggung jawab mengelola proses bisnis Pertamina juga mempertanyakan jumlah direksi Pertamina yang terus bertambah hingga menjadi sebelas direksi, tanpa adanya perubahan proses bisnis yang signifikan pada BUMN tersebut. Hal ini, menurut Yusra, dapat disimpulkan sebagai pemborosan yang nyata.
Demikian pula, menurut Yusra, bila direktorat pemasaran direncanakan menjadi direktur pemasaran industri dan direktur pemasaran retail ditambah pekerjaan mencakup logistik/perkapalan. Hal ini menurut dia, akan menganggu banyak hal di lapangan karena kenyataannya sumber satu sektor dan pengaturan masing-masing direktorat.
"Bisa dibayangkan betapa runyamnya bila tiga sektor yang bersentuhan langsung memiliki masing-masing target," ungkap dia.
Yusra berharap, pergantian direksi yang dilakukan Kementerian BUMN pada Pertamina semata untuk memperbaiki kinerja BUMN tersebut, bukan untuk membagi-bagi kekuasaan atau hal yang bersifat subyektif.
"Pekerja juga berharap, proses pemilihan dilakukan secara transparan dengan mengetengahkan kapabilitas dan kompetensi teknis, serta memberikan kesempatan pada pekerja karier Pertamina," tambah dia.
(bir)