Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berambisi mengejar penyelesaian proyek-proyek layang (elevated) yang dikelolanya, setelah pengerjaan proyek dihentikan sementara untuk proses evaluasi.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri mengatakan terdapat tiga proyek yang akan dikejar penyelesaiannya yakni kereta ringan (Light Rail Transit/LRT) Palembang, LRT Jakarta Bogor Depok Bekasi (Jabodebek), dan Jalur Kereta Dwi Ganda (Double-Double Track) rute Manggarai-Cikarang.
Untuk proyek LRT Palembang, dirinya optimistis akan selesai tepat waktu, karena pekerjaan konstruksi atau sipil yang sifatnya elevated sudah selesai 100 persen.
"LRT Palembang Juni 2018 bisa beroperasi dalam rangka Asian Games 2018," terang dia dalam acara konferensi pers di Gedung Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Rabu (28/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya saja, lanjut dia, masih ada beberapa pekerjaan yang memerlukan alat berat seperti halnya pekerjaan listrik yang membutuhkan crane.
"Listrik itu menjadi objek yang perlu dicermati dalam rangka keselamatan kerja. Ini tidak ada masalah, sudah lanjut," Kata Zulfikri.
Selanjutnya, Zulfikri mengatakan untuk proyek LRT Jabodebek sudah mencapai 32 persen. Ia optimistis proyek tersebut akan selesai pada Mei 2019 mendatang.
Beberapa langkah dilakukan untuk mengejar penyelesaian proyek tersebut salah satunya adalah dengan penambahan frekuensi mobilisasi girder yang tadinya enam menjadi delapan semalam.
"LRT Jabodebek masih 32 persen agak tertunda, kami mungkin ada strategi percepatan karena sembilan hari dihentikan," ujarnya.
Sementara untuk proyek DDT Manggarai-Cikarang, sampai saat ini pengerjaannya baru mencapai 56 persen dari penyelesaian. Zulfikri mengatakan proyek ini sempat terhenti 20 hari sejak terjadinya kecelakaan jatuhnya crane.
Zulfikri mengatakan pihaknya akan mempercepat pembangunan proyek tersebut dengan melakukan perubahan strategi kerja. Persoalan yang terjadi ialah proyek tersebut berada di daerah yang padat sehingga pekerja hanya bisa mengerjakan proyek dalam waktu yang sempit di malam hari.
Zulfikri mengatakan pihaknya akan mempercepat penggantian Launching Girdier (LG) tersebut dengan menambah frekuensi pengangkatan yang tadi dua menjadi tiga LG dalam satu waktu.
"Dibantu juga dengan Shoring untuk mengangkat girder. Isu yang kritis adalah Shoring (menopang girder) ini sangat sempit window time-nya (rentang waktu) hanya tiga sampai empat jam kerja sehari," kata Zulfikri.
(lav)