Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah terus mempercepat pembangunan jalan paralel perbatasan di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) yang ditargetkan selesai pada 2019 mendatang.
Jalan itu terbentang sepanjang 850 kilometer (km) dari Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalbar ke titik perbatasan antara Kalbar dan Kalimantan Timur (Kaltim).
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan percepatan pembangunan jalan perbatasan ini dilakukan agar perekonomian masyarakat juga ikut bertumbuh, khususnya di kawasan pinggiran.
"Pembangunan jalan perbatasan bernilai strategis karena di samping fungsi pertahanan dan keamanan negara sekaligus membuka dan menumbuhkan ekonomi kawasan perbatasan," ujar Basuki dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (28/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) XI yang berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR mencatat, saat ini sekitar 327,48 km telah beraspal dan sekitar 123,89 km sudah berupa jalan agregat.
Sekitar 291,04 km di antaranya masih berbentuk jalan tanah. "Sedangkan hingga akhir 2017, sepanjang 107 km dengan kondisi masih hutan," kata Kepala BBJPN XI Timbul Manahan Pasaribu.
Meski masih ada kawasan yang berbentuk hutan, namun pemerintah meyakini pembangunan jalan ini akan selesai tepat waktu pada 2019 mendatang. Pasalnya, pada pertengahan Januari lalu, telah dilakukan penandatangan kontrak pekerjaan pembangunan jalan perbatasan antara Kementerian PUPR dengan Zeni TNI AD.
Penandatangan tersebut untuk kontrak pembangunan jalan sepanjang 60 km dari total yang masih berbentuk hutan dengan nilai mencapai Rp178,47 miliar.
Selain mempercepat pembangunan jalan, Kementerian PUPR juga mengebut pembangunan sarana dan prasarana umum sepanjang jalan tersebut, yaitu berupa jembatan penyebrangan.
Timbul mengatakan pada ruas satu dari Temajuk ke Aruk dengan panjang jalan 82,09 km, akan dibangun delapan jembatan dengan panjang masing-masing sekitar 20-90 meter. Selain itu, akan dilakukan perbaikan sebanyak 64 jembatan kayu yang ada.
"Ditargetkan pembangunan jembatan baru dan perbaikan jembatan yang ada akan rampung pada 2018. Selain itu, juga dilakukan penanganan di 12 titik rawan longsor di daerah Simpang Tanjung," terangnya.
Begitu pula pada ruas dua dari Aruk ke Siding akan dilakukan perbaikan 19 jembatan kayu yang sudah lapuk. Guna menghindari banji, dilakukan penginggian jalan di sepanjang 2 km di Simpang Tapang dan Simpang Take.
(lav/bir)