'Hijrah' Bos Matahari Hari Darmawan jadi Pengusaha Sosial

Dinda Audriene Muthmainah | CNN Indonesia
Sabtu, 10 Mar 2018 20:00 WIB
Bos Matahari Hari Darmawan memilih 'hijrah' menjadi pengusaha sosial hingga akhir hayatnya setelah sukses berbisnis di sektor ritel selama puluhan tahun.
Bos Matahari Hari Darmawan memilih 'hijrah' menjadi pengusaha sosial hingga akhir hayatnya setelah sukses berbisnis di sektor ritel selama puluhan tahun. (Detikcom/Farhan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Hari Darmawan, pria yang dikenal melalui bisnis ritel terbesar, Matahari Department Store hingga pemilik kompleks wisata di Puncak, Cisarua-Bogor bernama Taman Wisata Matahari (TWM) ditemukan tewas di Sungai Ciliwung, Bogor, Sabtu (10/3).

Mengutip dari pelbagai sumber, Hari terpaksa menjual bisnis ritelnya kepada Grup Lippo pada saat krisis tahun 1997 lalu. Singkat cerita, usai perjalanan panjang bisnisnya, Hari memilih 'hijrah' menjadi pengusaha sosial (social entrepreneur) sejak tahun 2005 hingga akhir hayatnya.

Keputusan 'hijrah' itu ia lakukan setelah menjadi pengusaha yang berorientasi pada keuntungan semata selama 40 tahun, yakni dari tahun 1960-2000.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bukan tanpa alasan, sebagai seorang pemeluk agama yang taat, Hari merasa perlu membantu sesama dan mengikuti filosofi 'senang melihat orang lain senang dan susah melihat orang lain susah'.

Dilansir DAAI TV yang diunggah ke Youtube,  Hari menyatakan dirinya membuka lapangan pekerjaan bagi penduduk yang tinggal di sekitar Cisarua terkait dengan TWM. Hari sudah ikut melibatkan warga sekitar bahkan sejak proses awal pembangunan TWM tersebut. Hari berharap ekonomi masyarakat sekitar Cisarua bisa terangkat dengan melibatkan warga dalam pembangunan TWM.


Menurut laman resmi taman rekreasi TMW, taman itu dibangun pada tahun 2007 dengan luas 16,5 hektare (ha). Seiring berjalannya waktu, luas TWM berkembang hingga 40 ha saat ini.

Untuk mengunjungi TWM, masyarakat hanya perlu merogoh kocek Rp35 ribu untuk sekali berkunjung di hari biasa. Hari sengaja memberikan tarif murah agar tidak membebani pengunjung.

Membahagiakan Orang Lain

Tak menyebut pasti jumlah modal yang dikeluarkannya untuk membangun dan mengembangkan TWM, Hari mengaku pembangunan berlangsung sangat mudah. Kemungkinan besar, kata Hari, ini juga tak lepas dari niatnya untuk membahagiakan orang lain.

Makanya, Hari juga mempersilakan warga sekitar yang ingin berjualan di TWM secara gratis. Sehingga, seluruh pedagang yang membuka lapak di TWM tidak perlu membayar biaya sewa.


Hari menyebut setidaknya 100 pedagang berjualan di TWM setiap hari. Sementara itu, rata-rata pengunjung pada hari biasa bisa mencapai 200 hingga 500 orang. Pada hari libur atau khususnya libur Lebaran dapat mencapai ribuan pengunjung.

Hobinya yang suka membantu dan memberi semasa hidupnya diakui Hari tidak membuat anak kandungnya merasa iri. Pria kelahiran tahun 1940 ini memiliki empat anak, salah satunya menderita epilepsi. Sementara, ketiga anak lainnya bekerja di jalur karier masing-masing.

Seperti diketahui, anaknya, Suzy Darmawan Hutomo menjabat sebagai Executive Chairwoman The Body Shop Indonesia. Kemudian, Susana Darmawan berkecimpung pada bisnis kue Clairmont Pattiserie, begitu juga dengan Herman yang disebut Hari sudah sukses.


Hal itu menjadi alasan Hari tidak meminta anaknya untuk mengelola TWM ketika dirinya sudah meninggal. Ia memutuskan untuk memilih 10 karyawan yang ia anggap memiliki hati baik dan berjiwa sosial tinggi dalam mengelola TWM.

Sepuluh karyawannya, kata Hari, sudah dibekali ilmu yang cukup, bahkan sampai disekolahkan ke luar negeri. (dal/asa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER