RI Gandeng Perancis Mitigasi Bencana Gunung Api

Yuli Yanna Fauzie | CNN Indonesia
Senin, 26 Mar 2018 23:25 WIB
Indonesia dan Perancis melanjutkan kerja sama dibidang vulkanologi. Salah satu fokusnya kali ini adalah mitigasi dari risiko bencana gunung api.
Indonesia dan Perancis melanjutkan kerja sama dibidang vulkanologi. Salah satu fokusnya kali ini adalah mitigasi dari risiko bencana gunung api. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Indonesia dan Perancis kembali melanjutkan kerja sama di bidang vulkanologi yang telah terjalin sejak 1986 silam. Kali ini, kerja sama keduanya akan lebih fokus pada pengembangan teknologi informasi (IT) dan pemantauan, serta mitigasi dari risiko bencana gunung api di Tanah Air.

Kerja sama ini disepakati oleh kedua negara melalui penandatangan Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang ditandatangani oleh Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rudi Suhendara dan Duta Besar Perancis untuk Indonesia, Jean-Charles Berthonnet. PKS juga disaksikan langsung oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan.

Jonan berharap, kerja sama ini akan memberikan manfaat bagi kedua negara. Bagi Perancis, kerja sama ini bisa menjadi sarana praktik kerja karena banyaknya gunung berapi di Indonesia. Sedangkan bagi Indonesia, kerja sama ini bisa membantu pemerintah memitigasi risiko bencana.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena sebagaimana diketahui, banyak masyarakat yang tinggal di daerah tersebut (sekitaran gunung berapi), mereka tidak memiliki pemahaman tentang vulkanologi gempa bumi maupun lainnya," ucap Jonan di sela penandatangan PKS di kementeriannya, Senin (26/3).


Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Rudi Suhendara menjelaskan, kerja sama ini terdiri dari tiga kerangka besar, yaitu meningkatkan sistem pemantauan dan mitigasi, pertukaran keilmuan di bidang vulkanologi, dan pengembangan riset dan IT di lapangan.

"Kerja sama ini untuk meningkatkan sistem pemantauan gunung api di Indonesia yang berjumlah 127 gunung api yang aktif. Belum lagi, Indonesia memiliki lapangan vulkanik yang beraneka, berbeda, dan sangat kaya," katanya.

Kendati begitu, pada kerja sama kali ini, kedua negara akan fokus menjalankan pemantauan di gunung-gunung api yang terletak di Maluku Utara. Hal ini karena mempertimbangkan karakteristik vulkanologi yang unik di lokasi tersebut.

Di sisi lain, tak hanya ahli vulkanologi Perancis yang datang ke Indonesia, namun beberapa pelajar dan mahasiswa Indonesia juga akan diberangkatkan ke negara mode itu untuk pertukaran pelajar. Hal ini agar pertukaran informasi lebih menyeluruh antara kedua negara.


Ke depan, hasil kerja sama ini diharapkan bisa melahirkan teknologi-teknologi baru di bidang vulkanologi. "Sebenarnya saat ini sudah berjalan pertukaran teknologi dalam sistem pemantauan, baik di hardware maupun software, tapi kami kembangkan lagi." pungkasnya.

Sayangnya, Rudi belum bisa memberi gambaran terkait besaran anggaran yang dibutuhkan dan berapa lama jangka waktu kerja sama ini.

Sebelumnya, kedua negara telah bekerja sama untuk pemantauan Gunung Merapi di Daerah Istimewa Yogyakarta pada 2010. Kerja sama itu kemudian menghasilkan proyek ilmiah domerapi yang dijalankan pada 2013-2017. (agi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER