IHSG Diramal Melemah Terseret Bursa Wall Street

Dinda Audriene Muthmainah | CNN Indonesia
Senin, 09 Apr 2018 08:16 WIB
IHSG diperkirakan melemah pada perdagangan hari ini, seiring terjungkalnya laju bursa Wall Street pekan lalu akibat kian memanasnya perang dagang AS dan China.
IHSG diperkirakan melemah pada perdagangan hari ini, seiring terjungkalnya laju bursa Wall Street pekan lalu akibat kian memanasnya perang dagang AS dan China. (CNN Indonesia/Hesti Rika Pratiwi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada awal pekan ini, Senin (9/4), diperkirakan bergantung pada laju bursa saham Wall Street, khususnya indeks Dow Jones.

Pada perdagangan akhir pekan lalu, indeks Dow Jones turun 2,34 persen ke level 23.932. Sementara itu, Nasdaq turun 2,28 persen dan S&P 500 turun 2,19 persen.

Analis Danareksa Sekuritas Lucky Bayu Purnomo menilai kekhawatiran perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China menjadi sentimen negatif bagi bursa saham Wall Street, sehingga hal itu juga mempengaruhi pasar modal dalam negeri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"IHSG masih minim sentimen positif, tren pelemahan masih dapat terjadi," tutur Lucky kepada CNNIndonesia.com, Senin (9/4).


Selain itu, sentimen laporan keuangan kuartal I 2018 dinilai belum mampu mendongkrak IHSG dalam waktu dekat. Hal ini disebabkan oleh sentimen negatif dari eksternal, ditambah nilai tukar rupiah yang masih di level Rp13.700 per saham.

"Laporan keuangan kuartal I tidak mendorong sepenuhnya karena pelaku pasar khawatir dengan kinerja IHSG dan asing masih terus keluar," jelas Lucky.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), jumlah dana asing yang keluar dari pasar modal sejak awal tahun hingga Jumat (6/4) atau secara year to date (ytd) mencapai Rp24,89 triliun.

Untuk pekan ini, Lucky masih pesimis dengan pergerakan IHSG sehingga ia memprediksi IHSG pekan ini hanya akan bergerak dalam rentang support 6.000 dan resistance 6.210.


Senada, Analis KGI Sekuritas Indonesia Yuganur Wijanarko menyarankan pelaku pasar untuk melakukan aksi beli saham berkapitalisasi besar dan lapis kedua ketika IHSG masih dalam tren pelemahan.

"Kesempatan akumulasi saham berkapitalisasi besar dan lapis kedua ini untuk trading jangka pendek," ucap Yuganur melalui risetnya.

Ia mengingatkan pelaku pasar untuk terus memantau pergerakan saham setelah melakukan aksi beli dan memperhitungkan kapan harus melepas atau menjualnya.

"Perhitungkan cutloss point agar tidak terseret oleh arus bawah," kata Yuganur.

Sekadar informasi, IHSG pada pekan lalu terkoreksi 0,23 persen ke level 6.175 dari 6.188. Hal ini diikuti dengan penurunan nilai kapitalisasi pasar BEI sebesar 0,21 persen menjadi Rp6.870 triliun dari Rp6.884 triliun.

[Gambas:Video CNN] (agi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER