
REKOMENDASI SAHAM
Imbas Konflik AS-Suriah Bagi Saham Berbasis Minyak dan Emas
Dinda Audriene Mutmainah, CNN Indonesia | Senin, 16/04/2018 09:31 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Ketegangan konflik di Timur Tengah berupa aksi militer Amerika Serikat (AS) ke Suriah tak selalu berdampak negatif. Pelaku pasar bisa memanfaatkan kondisi tersebut untuk mencermati saham berbasis minyak dunia dan emas.
Sudah menjadi rahasia umum jika ketegangan geopolitik berpengaruh terhadap harga minyak dunia. Kali ini, aksi militer AS ke Suriah yang dinilai akan mengganggu pasokan minyak dunia, sehingga harganya diproyeksi terus melonjak.
Sementara, komoditas emas akan selalu menjadi pelarian investor karena termasuk sebagai aset safe haven kala kondisi politik dunia sedang memanas atau bahkan krisis.
"Isu perang antara AS dan Suriah masih jadi fokus utama. Ini juga memicu harga emas dan minyak dunia," ungkap Analis Semesta Indovest Sekuritas, Aditya Perdana Putra kepada CNNIndonesia.com, Senin (16/4).
Di Indonesia, menurut Aditya, pelaku pasar bisa melakukan transaksi beli pada beberapa emiten berbasis minyak, antara lain PT Elnusa Tbk (ELSA), PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC).
Kemudian, dua emiten berbasis emas yang bisa dicermati, yaitu PT J Resources Asia Pasific Tbk (PSAB) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).
Pada penutupan perdagangan Jumat (13/4), harga minyak mentah berjangka Brent naik 0,56 persen ke level US$72,58 per barel dan harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) naik 0,32 persen ke level US$67,39 per barel.
Sementara itu, harga emas Comex melonjak enam persen ke level US$1.347,9 per troy ounce dan untuk emas di pasar Spot melompat hingga 11,26 persen ke level US$1.346,2 per troy ounce.
"Dengan sentimen itu, saham-saham yang berhubungan dengan minyak dan emas akan positif," tutur Aditya.
Di sisi lain, Analis Samuel Sekuritas Muhammad Al Fatih menilai pergerakan saham Medco Energi Internasional masih dipengaruhi oleh rencana pencarian dana di pasar modal dengan skema tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau private placement.
"Pencarian dana tujuannya pasti untuk ekspansi, sehingga dipersepsikan positif," kata Al Fatih.
Berdasarkan surat manajemen kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Medco Energi Internasional berencana melepas 1.772.892.346 miliar saham dengan harga Rp1.306 per saham.
Jumlah saham itu setara dengan 10 persen dari total modal disetor. Dengan harga per saham Rp1.306, maka perusahaan berpotensi meraup dana segar hingga Rp2,31 triliun.
Adapun, mayoritas harga saham keempat emiten yang direkomendasikan terpantau menguat sepanjang pekan lalu. Bila dirinci, harga saham Elnusa menguat 9,46 persen ke level Rp488 per saham dan J Resources Asia Pasific menguat 8,46 persen ke level Rp282 per saham.
Selanjutnya, Aneka Tambang menguat 3,52 persen ke level Rp880 per saham. Namun, Medco Energi Internasional terkoreksi tipis 1,2 persen ke level Rp1.230 per saham.
Unilever Indonesia Selalu Defensif
Lebih lanjut Al Fatih memaparkan pelaku pasar juga bisa melirik saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) demi meraup keuntungan jangka pendek selama satu pekan ini.
Ditengah kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang masih berfluktuatif, Al Fatih menilai saham Unilever Indonesia cukup kuat untuk bertahan dibandingkan saham berkapitalisasi besar (big capitalization/big cap) lainnya.
"Tekanan di pasar modal untuk pekan ini kemungkinan masih ada, saham Unilever Indonesia ini cukup defensif ditengah ketidakpastian," kata Al Fatih.
Ia optimistis, ke depannya Unilever Indonesia tetap kokoh. Kalau pun terkoreksi, jumlahnya masih terbatas. Untuk harga sahamnya sendiri, Unilever Indonesia ditutup melemah 2,9 persen ke level Rp50.200 per saham pada Jumat (13/4) kemarin.
"Potensi kenaikannya masih cukup bagus," imbuh Al Fatih.
Ditambah, Unilever Indonesia mencetak kinerja cukup positif sepanjang tahun lalu. Mengutip laporan keuangan perusahaan, pendapatan Unilever Indonesia tumbuh tiga persen menjadi Rp41,2 triliun dibandingkan tahun sebelumnya Rp40 triliun.
Alhasil, tahun lalu perusahaan meraup laba Rp7 triliun. Angka itu naik 9,54 persen dari sebelumnya yang hanya Rp6,39 triliun. (bir)
Sudah menjadi rahasia umum jika ketegangan geopolitik berpengaruh terhadap harga minyak dunia. Kali ini, aksi militer AS ke Suriah yang dinilai akan mengganggu pasokan minyak dunia, sehingga harganya diproyeksi terus melonjak.
Sementara, komoditas emas akan selalu menjadi pelarian investor karena termasuk sebagai aset safe haven kala kondisi politik dunia sedang memanas atau bahkan krisis.
"Isu perang antara AS dan Suriah masih jadi fokus utama. Ini juga memicu harga emas dan minyak dunia," ungkap Analis Semesta Indovest Sekuritas, Aditya Perdana Putra kepada CNNIndonesia.com, Senin (16/4).
![]() |
Di Indonesia, menurut Aditya, pelaku pasar bisa melakukan transaksi beli pada beberapa emiten berbasis minyak, antara lain PT Elnusa Tbk (ELSA), PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC).
Kemudian, dua emiten berbasis emas yang bisa dicermati, yaitu PT J Resources Asia Pasific Tbk (PSAB) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).
Pada penutupan perdagangan Jumat (13/4), harga minyak mentah berjangka Brent naik 0,56 persen ke level US$72,58 per barel dan harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) naik 0,32 persen ke level US$67,39 per barel.
Sementara itu, harga emas Comex melonjak enam persen ke level US$1.347,9 per troy ounce dan untuk emas di pasar Spot melompat hingga 11,26 persen ke level US$1.346,2 per troy ounce.
"Dengan sentimen itu, saham-saham yang berhubungan dengan minyak dan emas akan positif," tutur Aditya.
Di sisi lain, Analis Samuel Sekuritas Muhammad Al Fatih menilai pergerakan saham Medco Energi Internasional masih dipengaruhi oleh rencana pencarian dana di pasar modal dengan skema tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau private placement.
"Pencarian dana tujuannya pasti untuk ekspansi, sehingga dipersepsikan positif," kata Al Fatih.
Berdasarkan surat manajemen kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Medco Energi Internasional berencana melepas 1.772.892.346 miliar saham dengan harga Rp1.306 per saham.
Lihat juga:Gerai Toko Buku Aksara Tutup |
Jumlah saham itu setara dengan 10 persen dari total modal disetor. Dengan harga per saham Rp1.306, maka perusahaan berpotensi meraup dana segar hingga Rp2,31 triliun.
Adapun, mayoritas harga saham keempat emiten yang direkomendasikan terpantau menguat sepanjang pekan lalu. Bila dirinci, harga saham Elnusa menguat 9,46 persen ke level Rp488 per saham dan J Resources Asia Pasific menguat 8,46 persen ke level Rp282 per saham.
Selanjutnya, Aneka Tambang menguat 3,52 persen ke level Rp880 per saham. Namun, Medco Energi Internasional terkoreksi tipis 1,2 persen ke level Rp1.230 per saham.
Unilever Indonesia Selalu Defensif
Lebih lanjut Al Fatih memaparkan pelaku pasar juga bisa melirik saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) demi meraup keuntungan jangka pendek selama satu pekan ini.
Ditengah kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang masih berfluktuatif, Al Fatih menilai saham Unilever Indonesia cukup kuat untuk bertahan dibandingkan saham berkapitalisasi besar (big capitalization/big cap) lainnya.
"Tekanan di pasar modal untuk pekan ini kemungkinan masih ada, saham Unilever Indonesia ini cukup defensif ditengah ketidakpastian," kata Al Fatih.
Ia optimistis, ke depannya Unilever Indonesia tetap kokoh. Kalau pun terkoreksi, jumlahnya masih terbatas. Untuk harga sahamnya sendiri, Unilever Indonesia ditutup melemah 2,9 persen ke level Rp50.200 per saham pada Jumat (13/4) kemarin.
"Potensi kenaikannya masih cukup bagus," imbuh Al Fatih.
Ditambah, Unilever Indonesia mencetak kinerja cukup positif sepanjang tahun lalu. Mengutip laporan keuangan perusahaan, pendapatan Unilever Indonesia tumbuh tiga persen menjadi Rp41,2 triliun dibandingkan tahun sebelumnya Rp40 triliun.
Alhasil, tahun lalu perusahaan meraup laba Rp7 triliun. Angka itu naik 9,54 persen dari sebelumnya yang hanya Rp6,39 triliun. (bir)
ARTIKEL TERKAIT

Prediksi Pertumbuhan Ekonomi oleh ADB Topang Laju IHSG
Ekonomi 10 bulan yang lalu
IHSG Diprediksi Mulai Masuk Tren Positif
Ekonomi 10 bulan yang lalu
Cermati Saham Emiten yang Rajin Bagi Dividen
Ekonomi 10 bulan yang lalu
Pemprov DKI Pastikan Segera Lepas Saham Delta
Ekonomi 10 bulan yang lalu
IHSG Kembali Merosot ke Level 6.175
Ekonomi 10 bulan yang lalu
Penurunan Stok Minyak AS Tahan Kejatuhan Harga Minyak
Ekonomi 10 bulan yang lalu
BACA JUGA

Liverpool vs Bayern Seperti Plot Film yang Mudah Ditebak
Olahraga • 20 February 2019 12:23
Blunder Prabowo, Retorika Tanpa Data di Debat Kedua
Nasional • 19 February 2019 10:28
Kibas-kibas Jas, Tanda Prabowo Ragu dengan Jawaban Unicorn
Nasional • 18 February 2019 17:02
Kegagapan Prabowo dan Kesalahan di Debat 2014 yang Terulang
Nasional • 18 February 2019 09:36
TERPOPULER

Jonan: Jokowi Dua Kali Tolak Permintaan Bos Freeport Bertemu
Ekonomi • 4 jam yang lalu
Pemerintah Gelontorkan Rp1 T Bangun 1.000 BLK di Pesantren
Ekonomi 3 jam yang lalu
Luhut Jelaskan Penurunan Harga Premium Rp100 per Liter
Ekonomi 5 jam yang lalu