Penurunan Stok Minyak AS Tahan Kejatuhan Harga Minyak

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Kamis, 05 Apr 2018 06:49 WIB
Kejutan dari penurunan persediaan minyak AS mampu menahan harga minyak pada perdagangan Rabu (4/4) waktu Amerika Serikat, tidak jatuh lebih dalam.
Harga minyak mentah berjangka Brent tergelincir sebesar US$0,1 atau 0,15 persen menjadi US$68,02 per barel. Sementara harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI), turun US$0,14 atau 0,22 persen menjadi US$63,37 per barel.(ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)
Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak dunia merosot tipis pada perdagangan Rabu (4/4), waktu Amerika Serikat (AS). Kejutan dari penurunan persediaan minyak AS mampu menahan harga minyak untuk tidak jatuh lebih dalam. Tekanan pada harga selama sesi perdagangan dipicu oleh kebijakan penerapan tarif impor China terhadap produk AS yang menambah kekhawatiran akan munculnya perang dagang.

Dilansir dari Reuters Kamis (5/4), harga minyak mentah berjangka Brent tergelincir sebesar US$0,1 atau 0,15 persen menjadi US$68,02 per barel. Sementara harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI), turun US$0,14 atau 0,22 persen menjadi US$63,37 per barel.

Kedua harga minyak acuan dunia sempat tertekan ke level terendahnya untuk dua pekan terakhir setelah China, importir bahan mentah terbesar di dunia, membalas serangan pemerintahan Presiden AS Donald Trump dengan mengenakan tarif terhadap sekitar US$50 miliar produk AS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Harga Brent sempat tertekan ke level terendah dalam sesi perdagangan, US$66,69 per barel. Kemudian, harga WTI juga merosot hingga ke level US$62,06 per barel.

"Saya meyakini bahwa ini (pengenaan tarif impor AS oleh China) akan membuat pertumbuhan ekonomi stagnan," ujar Analis Ekplorasi dan Produksi Modal MUFG Michael McAllister di New York.

Selain itu, McAllister juga berpendapat bahwa pengenaan tarif tersebut berpengaruh negatif terhadap harga.


Harga minyak berhasil menahan untuk tidak jatuh lebih dalam setelah Badan Administrasi Informasi Energi AS (EIA) merilis data persediaan minyak mentah AS yang menunjukkan penurunan sebesar 4,6 juta barel pekan lalu. Padahal, para analis memperkirakan stok minyak mentah Negeri Paman Sam bakal terkerek 246 ribu barel.

Berdasarkan informasi EIA, penurunan persediaan minyak mentah AS dipicu oleh kenaikan aliran minyak mentah ke kilang sebesar 141 ribu barel per hari (bph). Adapun tingkat utilisasi kilang naik sebesar 0,7 persen.

Harga minyak mentah juga tertolong oleh pemulihan pasar saham AS. Sebagai catatan, harga minyak bergerak beriringan dengan indeks pasar modal baru-baru ini.

"Ditopang oleh 4,617 juta barel penarikan mingguan minyak mentah AS, pemulihan yang solid dari pasar modal menambah keyakinan pembeli terhadap harga WTI," ujar Analis Pasar Energi dan Bursa Berjangka Komoditi CHS Hedging LLC Anthony Headrick di Inver Grove Heights, Minnesota.


Kendati demikian, lanjut Headrick, kenaikan persediaan sebesar 3,666 juta barel di hub penyimpanan Cushing, Oklahoma memberikan sentimen negatif.

Berjalannya kebijakan pemangkasan produksi oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, termasuk Rusia, juga membantu harga minyak. Sebelumnya, pemangkasan produksi OPEC telah dilakukan sejak awal 2017 untuk mengatasi pasokan minyak yang berlebih di pasar.

Produksi minyak OPEC turun pada Maret 2018, menyentuh level terendah untuk 11 bulan terakhir. Berdasarkan survei Reuters, hal itu dipicu oleh penurunan ekspor dari Angola, penurunan produksi minyak mentah Libya, dan penurunan lebih dalam produksi minyak mentah Venezuela yang mengerek tingkat kepatuhan terhadap kesepakatan pemangkasan produksi ke rekor baru. (agi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER