Jakarta, CNN Indonesia --
PT MRT Jakarta mengklaim rencana pembangunan jalur mass rapid transit (MRT) koridor timur-barat tak terganggu, kendati proyek tersebut dicoret dari daftar
Proyek Strategis Nasional (PSN).
Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar mengatakan MRT koridor timur-barat termasuk dalam MRT fase ketiga. Sejak awal, perusahaan merencanakan pembangunan fase ketiga baru dimulai pada 2020 mendatang.
"(Dampak ke pembangunan proyek) tidak mundur, tidak ada masalah," ungkap William kepada
CNNIndonesia.com, Rabu (18/4).
Menurut William, perusahaan saat ini masih fokus untuk menyelesaikan proyek MRT fase pertama dan memulai fase kedua pada Desember 2018. Dengan kata lain, keputusan dikeluarkannya proyek MRT fase tiga tidak mengubah rencana perseroan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
William juga menekankan proyek MRT fase ketiga tak akan kesulitan pendanaan karena dicoret dari PSN. Sejauh ini, perusahaan masih berharap mendapatkan pinjaman dana dari pemerintah Jepang. Adapun kebutuhan investasi untuk proyek ini diperkirakan mencapai Rp83,9 triliun.
"(Pendanaan) tidak akan terganggu. Sejauh ini Jepang sudah menyatakan minatnya (untuk pendanaan)," jelas William.
Secara terpisah, Sekretaris Perusahaan MRT Jakarta Hikmat mengatakan kajian untuk pembangunan MRT fase ketiga masih berada di Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
"Untuk koridor timur-barat masih di Kemenhub, belum di kami," ucap Hikmat singkat.
Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) sebelumnya mencoret 14 proyek dari daftar PSN karena dianggap tidak lagi memenuhi kritria. KPPIP menilai 14 proyek yang dicoret tersebut tidak dapat memenuhi estimasi waktu memulai pembangunan konstruksi sebelum kuartal III 2019 mendatang. Hal itu dianggap penting karena dapat memberikan kepastian waktu pelaksanaan konstruksi.
(agi)