BI Yakin Peluang Penguatan Rupiah Masih Terbuka

Lavinda | CNN Indonesia
Selasa, 08 Mei 2018 16:16 WIB
Bank Indonesia menilai peluang penguatan nilai tukar rupiah masih terbuka dalam beberapa waktu ke depan.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo menilai peluang penguatan nilai tukar rupiah masih terbuka dalam beberapa waktu ke depan. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) menilai peluang penguatan nilai tukar rupiah masih terbuka dalam beberapa waktu ke depan, karena indikator fundamental ekonomi domestik yang masih terjaga.

Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo menilai tekanan dalam dua hari terakhir lebih didominasi faktor eksternal, yakni dinamika ekonomi Amerika Serikat yang menggeliat.

Menurut dia, investor juga melihat indikator fundamental domestik seperti inflasi yang terus mendekati sasaran bawah Bank Sentral dalam rentang 2,5-4,5 persen, defisit APBN yang terjaga, dan pergerakkan defisit transkasi berjalan yang masih dalam rentang sehat di bawah tiga persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

"Penguatan rupiah tetap terbuka dari sisi kondisi domestik yang terjaga," ujarnya seperti dikutip Antara, Selasa (8/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dody juga mengatakan realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2018 secara tahunan yang sebesar 5,06 persen masih positif dan sejalan dengan sasaran BI untuk laju pertumbuhan 5,1-5,5 persen di 2018.

Namun, jika merujuk pernyataan BI sebelumnya, angka pertumbuhan itu di bawah ekspektasi BI yang melihat pertumbuhan ekonomi kuartal I 2018 bisa mencapai 5,1 persen (yoy).

"Asesmen (kajian atau penelitian) BI terhadap PDB tetap positif dan akan mencapai proyeksi 5,1-,5,5 persen di akhir 2018," ujarnya.

Rupiah pada Senin, untuk pertama kalinya sejak Desember 2015, melemah hingga melewati batas psikologis Rp14.000 per dolar AS. Di pasar spot, rupiah diperdagangkan hingga Rp14.003 per dolar AS.

Pada Selasa, rupiah tampak masih melemah. Kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (Jisdor) yang diumumkan BI Selasa ini menunjukkan, nilai tukar rupiah melemah ke Rp14.036 per dolar AS.

Rupiah yang ditransaksikan antarbank pada Selasa pagi juga melemah sebesar 35 poin menjadi Rp14.028.

Ekonom INDEF Bhima Yudhistira menilai fundmaental ekonomi tetap harus diperkuat untuk menjaga kepercayaan investor. Pemerintah harus menjaga stabilitas harga BBM, listrik dan pangan untuk tetap mampu mengendalikan inflasi, terutama menjelang tren konsumsi tinggi di Ramadhan.

BI juga tidak perlu ragu untuk menaikkan suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo sebesar 25-50 basis poin, jika tekanan terhadap rupiah terus deras.

"Cadangan devisa akan terus tergerus untuk stabilisasi nilai tukar. BI tidak bisa andalkan hanya cadangan devisa sebagai satu-satunya instrumen menstabilisasi nilai tukar," ujarnya. (lav/antara)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER