Jakarta, CNN Indonesia --
Bank Indonesia (BI) mencatat
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) mengalami defisit sebesar US$3,8 miliar. Kondisi ini jauh berbanding terbalik dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang masih mencatatkan surplus sebesar US$280 juta.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menjelaskan neraca transaksi pembayaran mencatatkan defisit seiring meningkatnya defisit transaksi berjalan (Current Account Defisit/CAD) dan turunnya transaksi modal dan finansial pada kuartal pertama tahun ini.
Pada kuartal pertama tahun ini, transaksi berjalan mencatatkan defisit sebesar US$5,5 miliar atau sekitar 2,15 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat hanya sebesar US$2,4 miliar atau sekitar satu persen terhadap PDB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang ada perbaikan dari transaksi berjalan jika dibandingkan kuartal IV tahun lalu sebesar US$6,08 miliar atau sekitar 2,34 persen terhadap PDB," ujar Agus dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KKSK) di Jakarta, Jumat (11/5)
Sementara itu, transaksi modal dan finansial Indonesia pada kuartal pertama tahun ini tercatat sebesar US$1,9 miliar, turun signifikan dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar US$7,9 miliar.
Bank Indonesia mencatat pada akhir Maret 2018, posisi cadangan devisa Indonesia sebesar US$126 miliar, lebih rendah dari posisi cadangan devisa pada akhir tahun lalu sebesar US$130 miliar.
Adapun penutupan perdagangan sore ini, rupiah ditutup menguat 124 poin ke level Rp13.960 per dolar AS, setelah terus mengalami pelemahan di pekan ini. Nilai tukar rupiah pada perdagangan minggu ini hingga sempat terseret hingga mencapai level tertingginya sejak 2015 lalu mencapai Rp14.084 per dolar AS.
(agi)