Jakarta, CNN Indonesia -- Indonesia diprediksi memasuki era halal boom atau meledaknya produk-produk berlabelkan halal di pasaran pada 2019.
Menurut pengamat bisnis Yuswohady fenomena ini disebabkan pola konsumen umat muslim yang semakin taat dalam menjalankan kehidupan beragamanya secara sosial atau horizontal, dan semakin peduli kehalalan suatu produk.
Tidak hanya dari wujud produk, tapi nilai-nilai hingga kadar halal rantai pasok produk itu juga disebut menjadi bahan perhitungan konsumen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Akhirnya halal itu bukan cuma konsep babi atau lainnya, tapi sampai melihat kehalalan sebagai produk perusahaan, sebagai rantai pasokan, dan sebagai rantai nilai," kata Yuswohady dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (12/5).
Managing Partner Inventure itu juga melihat fenomena itu sudah dimulai saat ini. Misalnya saja dari sisi perbankan, konsumen muslim sudah mulai menjauhi produk-produk seperti halnya kredit karena dianggap riba.
Selain itu maraknya produk-produk yang mencitrakan diri halal juga menjadi pemicu masuknya era halal boom ini. Contohnya, kosmetik halal, hijab halal, hingga wisata berkonsep halal yang sudah marak sejak beberapa tahun lalu.
Yuswohady menilai sebelum masuk era halal boom, Indonesia sudah masuk ke dalam dua fase, yaitu euforia pasar pada tahun 2010-2015 dan kini fase pendalaman syariah.
Fase pertama ditandai oleh kepopuleran produk-produk seperti hijab, kosmetik berlabel halal, travel berlabel syariah, dan produk yang berkaitan dengan muslim lainnya.
Fase ini, kata Yuswohady, merupakan era kebangkitan produk-produk berbau islam sejak di periode 2010 ke belakang mengalami tidur panjang.
"Sejak 2010, hal yang kaitannya muamalah (hal yang berkaitan dengan kehidupan sosial) itu mungkin menjadi mainstream. Dulu orang enggak peduli hijab, sekarang sebaliknya, kalau ada perempuan muslim yang tidak berhijab justru jadi tidak nyaman," ujarnya.
Setelah itu masuk ke fase pendalaman syariah (Shariaah Deepening) pada 2015-2019. Fase ini ditandai dengan semakin sadarnya konsumen muslim akan kehalalan suatu produk.
Pada fase ini, masih menurut Yuswohady, konsumen muslim akan semakin berpegang dan patuh pada ajaran-ajaran Al-Quran dan Hadist, termasuk ketika memilih produk yang akan digunakan.
"Fenomena mulai yang horizontal tadi semua aspek kehidupan mulai dipaskan dengan ketentuan Quran dan Hadist. Konsumen itu makin nuntut produk halal," ucapnya.
(vws)