Jakarta, CNN Indonesia --
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi kembali
melemah pada hari ini, Rabu (16/5), akibat maraknya jumlah dana asing yang keluar dari pasar modal pada perdagangan kemarin.
Terpantau, pelaku pasar asing di pasar reguler tercatat jual bersih atau
net sell sebesar Rp921,67 triliun. Sementara,
net sell asing di seluruh pasar tembus Rp1,16 triliun.
"
Net sell asing yang besar memberikan sentimen negatif untuk IHSG," terang Analis Artha Sekuritas Frederik Rasali melalui risetnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, potensi pelemahan IHSG juga terlihat dari teknikal usai IHSG bangkit (rebound) sepanjang pekan lalu. Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG naik signifikan pekan lalu sebesar 2,84 persen ke level 5.956 dibandingkan dengan pekan sebelumnya yang berakhir di level 5.792.
"Ekspektasi kami akan terjadi penurunan dikarenakan secara teknikal, tren penurunan terjadi," papar Frederik.
Dengan demikian, ia meramalkan IHSG belum bisa kembali ke area 6.000 pada. hari ini. Menurut Frederik, IHSG masih akan bergerak dalam rentang support 5.777 dan resistance 5.908.
Sementara, Analis Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya menyebut IHSG berada dalam area konsolidasi akibat aksi jual sebagian besar pelaku pasar asing.
"IHSG saat ini masih berada dalam rentang konsolidasi wajar sembari menanti momentum untuk dapat kembali menapak naik," kata William melalui risetnya.
Namun, ia masih percaya fundamental perekonomian dalam negeri sebenarnya masih cukup bagus, sehingga investasi di pasar modal untuk jangka panjang terbilang cukup menguntungkan.
"Hari ini IHSG berpotensi menguat, rentang pergerakan hari ini 5.791-6.062," jelas William.
Sebagai informasi, IHSG pada penutupan kemarin anjlok 109 poin atau 1,83 persen ke level 5.838 setelah bergerak di antara 5.833-5.940.
Kondisi itu sejalan dengan bursa saham Wall Street yang juga melemah tadi malam. Tiga indeks utamanya, yakni Dow Jones turun 0,78 persen, S&P500 turun 0,68 persen, dan Nasdaq Composite turun 0,81 persen.
(bir)