Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar
rupiah dibuka pada posisi Rp14.165 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan di pasar spot hari ini, Selasa (22/5). Rupiah berhasil menguat 0,18 persen atau 25 poin pada pagi ini usai terguncang kemarin, Senin (21/5), hingga sempat menyentuh Rp14.199 per dolar AS sebelum ditutup di Rp14.190 per dolar AS.
Penguatan rupiah pagi ini sejalan dengan beberapa mata uang negara di kawasan Asia. Dolar Singapura menguat 0,02 persen, yen Jepang 0,06 persen, peso Filipina 0,12 persen, baht Thailand 0,14 persen, ringgit Malaysia 0,21 persen, dan won Korea Selatan 0,6 persen. Sedangkan renmimbi China melemah 0,05 persen.
Sementara mata uang negara maju masih bergerak variasi. Rubel Rusia dan euro Eropa justru melemah, masing-masing minus 0,13 persen dan minus 0,06 persen. Namun, franc Swiss, dolar Australia, dan dolar Kanada berhasil menguat masing-masing 0,1 persen, 0,02 persen, dan 0,13 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada memproyeksi bahwa rupiah masih akan berada pada zona pelemahan hari ini. Ia memperkirakan rupiah akan bergerak direntang Rp14.169-14.189 per dolar AS hari ini akibat sentimen positif yang masih minim dampaknya ke pasar.
Menurutnya, kenaikan
suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sebesar 25 basis poin menjadi 4,5 persen memang kurang begitu berhasil memberikan sentimen positif menstabilkan nilai tukar rupiah. Begitu pula dengan target pemerintah yang ingin menggenjot rasio pajak sekitar 11,4-11,9 persen pada 2019 mendatang.
"Kurangnya sentimen positif dari dalam negeri yang riil bisa langsung dirasakan pasar membuat laju rupiah berpeluang kembali melemah," katanya.
Bersama dengan itu, Reza melihat bahwa pergerakan mata uang lain juga masih cenderung melemah karena faktor eksternal yang berdampak ke semua negara, yaitu meningkatkan imbal hasil
(yield) surat utang AS.
(agi)