Usai Go Public, Pizza Hut Bakal Buka 124 Gerai Baru

Dinda Audriene Mutmainah | CNN Indonesia
Rabu, 23 Mei 2018 22:12 WIB
PT Sarimelati Kencana Tbk, pemegang lisensi Pizza Hut di Indonesia, bakal membuka 124 gerai baru hingga 2019 mendatang.
PT Sarimelati Kencana Tbk, pemegang lisensi Pizza Hut di Indonesia, bakal membuka 124 gerai baru hingga 2019 mendatang. (CNNIndonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Sarimelati Kencana Tbk, pemilik lisensi restoran Pizza Hut di Indonesia, berencana untuk membuka 124 gerai baru hingga 2019 mendatang, baik Pizza Hut Restaurant (PHR) maupun Pizza Hut Delivery (PHD).

Direktur Keuangan Sarimelati Frederick E Cadlaon mengatakan manajemen akan membangun sebagian besar gerai baru di Pulau Jawa. Separuh dari target gerai baru akan dibuka tahun ini dan sisanya dilanjutkan tahun depan.

Diperkirakan, manajemen akan merogoh kocek sekitar Rp4 miliar-Rp8 miliar untuk membangun satu gerai. Umumnya, pembangunan gerai Pizza Hut Restaurant memang lebih mahal dibandingkan gerai Pizza Hut Delivery.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Kisaran antara Rp8 miliar untuk gerai di luar mall. Kalau di dalam mall itu Rp4 miliar. Kalau di luar mall kami yang bangun," terang Frederick, Rabu (23/5).

Sejauh ini, perusahaan telah memiliki 51 gerai di berbagai kota dengan komposisi 60 persen di Pulau Jawa dan 40 persen di luar Pulau Jawa. Sementara, perusahaan lebih banyak membangun Pizza Hut Delivery dibandingkan Pizza Hut Restaurant.

"Sengaja banyak di Pulau Jawa karena masyarakat juga lebih banyak di Pulau Jawa. Kemudian, secara persentase 25 persen Pizza Hut Restaurant dan 75 persen Pizza Hut Delivery," jelasnya.


Adapun, sebagian biaya ekspansi tersebut akan berasal dari dana penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO).

"Kami berencana untuk memperluas jaringan gerainya di kota-kota di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Pulau Sumatra, Pulau Kalimantan, Indonesia Timur, dan daerah lainnya," imbuh Frederick.

Ramadan Dongkrak Penjualan 10 Persen

Lebih lanjut Frederick mengungkapkan penjualan perusahaan berpotensi naik 10 persen selama Ramadan dan jelang Lebaran tahun ini dibanding penjualan bulan-bulan biasanya.


"Tiga tahun terakhir itu setiap Ramadan seperti itu," katanya.

Ia mengklaim pihaknya tak merasakan dampak kelesuan daya beli masyarakat yang terjadi beberapa waktu terakhir karena pertumbuhan penjualan masih bertahan di angka 10 persen saat Ramadan dan jelang Lebaran.

"Tapi yang tinggi itu ada Natal dan Tahun Baru, serta liburan anak-anak. Itu bisa sampai 28 persen sampai 30 persen," pungkasnya. (bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER