Tak Latah Kenaikan Bunga Acuan BI, Bank BUMN Tahan Bunga KPR

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Jumat, 25 Mei 2018 18:01 WIB
Bank-bank BUMN masih akan menahan bunga KPR, meskipun suku bunga acuan BI mekar 25 basis poin menjadi 4,5 persen.
Bank-bank BUMN masih akan menahan bunga KPR, meskipun suku bunga acuan BI mekar 25 basis poin menjadi 4,5 persen. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra).
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank-bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) agaknya masih menahan diri menaikkan bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR), meski suku bunga acuan Bank Indonesia (BI 7DRRR) mekar 25 basis poin menjadi 4,5 persen.

"Bunga KPR masih belum naik," ujar Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kartika Wirjoatmodjo di Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Selasa (25/5).

Pria yang akrab disapa Tiko ini mengungkapkan perseroan mampu menahan kenaikan bunga KPR karena likuiditas perbankan masih mencukupi. Ia memperkirakan bunga kredit rupiah masih bisa ditahan untuk tiga hingga enam bulan ke depan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Bunga KPR perseroan sudah ada yang berada di level satu digit. Pada awal Mei lalu, perseroan memberikan promo bunga KPR hanya 5,5 persen fixed untuk dua tahun pertama dan 6,55 persen di tiga tahun selanjutnya dalam gelaran Mandiri Property Expo 2018.

Senada dengan Tiko, Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Achmad Baiquni juga belum tergesa-gesa meningkatkan suku bunga KPR.

Perseroan, lanjut Achmad, masih menghitung dampak kenaikan suku bunga acuan terhadap biaya dana perseroan. Karenanya, ia bisa memastikan bunga KPR belum akan dikerek setidaknya hingga satu bulan ke depan.


"Beberapa periode ini biaya dana kami sudah turun tetapi dengan kenaikan BI 7 DRRR kami lihat dulu suku bunga (antar bank) akan mengikuti naik atau tidak. Kalau naik tentunya kami lakukan penyesuaian," katanya.

Achmad mengingatkan perbankan masih akan mencermati kondisi pasar. Penurunan bunga kredit, tidak serta-merta menaikkan permintaan.

Sebaliknya, kenaikan bunga pinjaman juga tidak berarti permintaan kredit akan langsung turun.

"Jadi bergantung dari nasabah melihat kesempatan bisnisnya," tandasnya. (bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER