REKOMENDASI SAHAM

Pekan Terakhir Jelang Lebaran, Emiten Ritel Bisa Jadi Tumpuan

Dinda Audriene Muthmainah | CNN Indonesia
Senin, 04 Jun 2018 10:33 WIB
Perdagangan saham mulai sepi jelang libur Lebaran pekan depan, namun sebagian saham emiten ritel berpeluang meningkat dipicu sentimen tingginya permintaan.
Ilustrasi tempat perbelanjaan. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perdagangan saham diprediksi mulai sepi jelang libur panjang Lebaran pekan depan. Sebagian pelaku pasar justru merealisasikan keuntungannya (profit taking) untuk berbelanja keperluan Lebaran.

Meski begitu, bukan berarti Anda tak bisa lagi melakukan aksi beli dan mengharapkan cuan dari transaksi tersebut. Sebab, sebagian saham emiten ritel berpeluang meningkat jelang Lebaran.

Hal ini tak lepas dari potensi kenaikan penjualan emiten ritel selama Ramadan atau untuk memenuhi kebutuhan Lebaran.
Analis Danpac Sekuritas Harry Wijaya mengungkapkan salah satu saham emiten ritel yang selalu meningkat jelang Lebaran, yakni PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ramayana ini seringkali bagi-bagi untung jelang Lebaran, maksudnya harga sahamnya naik. Tahun per tahun selalu seperti itu," ungkap Harry kepada CNNIndonesia.com, Senin (4/6).

Tak tanggung-tanggung, harga saham Ramayana Lestari Sentosa bahkan bisa saja naik sekitar 10-15 persen dalam jangka pendek, ditopang sentimen penjualan selama Ramadan dan Lebaran.

"Kalau saya lihat yang selalu naik hanya Ramayana, karena sentimen Lebaran saja," sambung Harry.
Bila memang prediksi Harry tepat, maka saham Ramayana Lestari Sentosa berpeluang melambung hingga ke level Rp1.560 per saham.

Pada penutupan perdagangan Kamis (31/5) lalu, harga saham Ramayana Lestari Sentosa tercatat melemah cukup signifikan, yakni 2,85 persen di level Rp1.365 per saham.

Setali tiga uang, Analis Erdikha Elit Sekuritas Okky Jonathan Siahaan menyarankan pelaku pasar untuk mulai mengoleksi saham emiten ritel pekan ini, khususnya Ramayana Lestari Sentosa.

"Masyarakat lebih banyak belanja Ramayana. Ramayana kan segmennya kelas menengah ke bawah jadi lebih ramai," terang Okky.

Apalagi, valuasi saham Ramayana Lestari Sentosa saat ini terbilang sudah begitu murah sejalan dengan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) beberapa waktu lalu.

Salah satu cara mengukur mahal atau murahnya suatu saham bisa dari price earning ratio (PER). PER bisa diartikan sebagai perbandingan antara laba bersih perusahaan dengan harga saham.
Mengutip RTI Infokom, PER Ramayana Lestari Sentosa pada perdagangan terakhir sebesar 170,63 kali.

"Harga saham Ramayana bisa bangkit (rebound) ke Rp1.500 per saham untuk jangka pendek," ucap Okky.

Sebelumnya, manajemen Ramayana Lestari Sentosa menargetkan penjualan selama Ramadan dan Lebaran tahun ini meningkat 7,3 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Direktur Suryanto mengatakan target angka itu juga lebih tinggi dibandingkan dengan momen Ramadan dan Lebaran tahun lalu yang diklaim perusahaan hanya tumbuh tipis.

"Untuk transaksi biasanya mulai ramai setelah Tunjangan Hari Raya (THR) dibagikan, pekan kedua jelang Lebaran atau satu pekan sebelum Lebaran," ujar Suryanto.

Di sisi lain, Okky mengatakan pelaku pasar memiliki pilihan saham emiten ritel lainnya, seperti PT Matahari Department Store Tbk (LPPF).

Namun, ia berpendapat kenaikan penjualan Matahari Department Store kemungkinan besar tak lebih tinggi dari Ramayana Lestari Sentosa karena memiliki segmen usaha menengah ke atas.

"Daya beli masyarakat masih belum pulih," imbuh Okky.

Selain itu, saham berbasis barang dan konsumsi juga berpotensi meningkat didorong momentum Lebaran. Potensi itu terjadi pada saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).

"Untuk jangka panjang saham sektor barang konsumsi bagus, waktu yang pas untuk masuk," tutur Okky.

Waktu yang Tepat Ambil Untung

Terkait waktu yang tepat untuk menjual saham ritel dan barang konsumsi, Okky menyarankan pelaku pasar untuk berada di posisi jual jelang rilis inflasi Juni 2018 atau setelah Lebaran.

Tingkat inflasi bisa menggambarkan kondisi daya beli masyarakat Indonesia. Jika hasilnya positif, maka kinerja keuangan emiten ritel dan barang konsumsi otomatis akan meningkat.

"Jadi untuk sekarang daripada uang menganggur, bisa masuk ke saham Ramayana, Matahari, Indofood. Jualnya pada awal Juli," jelas Okky.

Okky menambahkan, saham Indofood Sukses Makmur dan Indofood CBP Sukses Makmur diramalkan masing-masing dapat mencapai level Rp8.300 per saham dan Rp9.500 per saham.

Sementara, pada akhir pekan lalu, harga saham Indofood Sukses Makmur naik tipis 0,71 persen ke level Rp7.075 per saham dan Indofood CBP Sukses Makmur naik 2,35 persen ke level Rp8.700 per saham. (lav)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER