Jakarta, CNN Indonesia -- PT
Paytren Asset Management, perusahaan manajemen investasi milik Jam'an Nurchotob Mansur atau biasa dikenal Ustaz
Yusuf Mansyur rupanya gagal menjadi salah satu pengelola investasi
dana haji dari Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).
"Kami diberi kabar bahwa BPKH tidak bisa memberikan (dana) kepada Paytren. Saya tidak tahu apa pertimbangannya, tapi dugaan saya karena kami masih baru dan belum punya prestasi," ujar Yusuf di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (5/6).
Kendati begitu, Yusuf bilang, BPKH memberi peluang kepada Paytren untuk kembali mengajukan proposal dalam enam bulan ke depan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menduga, hal ini merupakan peluang bahwa nantinya Paytren masih bisa bermitra dengan BPKH, namun lembaga penghimpun dana haji itu ingin lebih dulu melihat kinerja Paytren setidaknya enam bulan ke depan.
Meski begitu, ia mengaku perusahaannya tidak keberatan atas keputusan BPKH. Sebab, tujuan awal pendirian perusahaan memang lebih ingin menyasar investasi-investasi dari masyarakat kalangan menengah dan bawah dengan nominal yang lebih kecil.
"Buat saya tidak masalah, karena saya maunya sekali-kali coba kekuatan recehan bener, yang Rp100 ribu memang, tapi kalau yang ikut sampai 10 juta (investor), kan juga jadi sesuatu," celetuknya.
Lebih lanjut, ia berharap literasi investasi masyarakat meningkat dengan memulai merangkul masyarakat menengah dan bawah untuk berinvestasi.
"Untuk literasi, literasi itu memang bidang saya, saya kan ustaz, guru, memang senang mengajar. Dari dakwah, sekarang aplikasi (Paytren) juga, dan saluran lain yang bisa buat orang paham," pungkasnya.
Sebelumnya, BPKH sempat memberi lampu hijau kepada Paytren untuk mengelola investasi dana haji karena perusahaan itu merupakan satu-satunya manajer investasi murni syariah.
Bahkan, Paytren pun juga sudah mengajukan proposal kerja sama itu ke BPKH bersama dengan 80 manajer investasi lainnya.
(lav)