Jakarta, CNN Indonesia --
Tunjangan Hari Raya (THR) yang diterima, baik oleh para pekerja swasta maupun Aparatur Sipil Negara
(ASN/PNS) pada
Lebaran 2018 ini berhasil mendongkrak penjualan ritel.
Data dari Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO), tunjangan tersebut telah berhasil mendongkrak pertumbuhan penjualan ritel Januari- 17 Juni sampai dengan 18 persen.
Handaka Santosa, Ketua Dewan Penasihat HIPPINDO mengatakan bahwa kenaikan tersebut lumayan besar. "Karena kalau dilihat dari tahun sebelumnya, terutama setelah 2015, kenaikan penjualan saat Lebaran kurang dari 10 persen," katanya kepada CNNIndonesia.com Rabu (20/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Handaka mengatakan selain tertopang oleh THR, peningkatan penjualan ritel saat Lebaran kemarin kemungkinan besar juga disebabkan oleh faktor kenyamanan.
Tahun ini, pemerintah tidak mengeluarkan aturan, khususnya yang berkaitan pajak pembelian. Kondisi tersebut membuat kecenderungan orang untuk berbelanja meningkat.
"Beda dengan dulu, orang enggan belanja karena ada aturan pajak, orang jadi tidak nyaman belanja," katanya.
Karima Larasati (28 tahun) salah satu konsumen di Pondok Indah Mall (PIM) mengatakan bahwa tahun ini memang belanjanya untuk Lebaran terbilang naik dibanding tahun sebelumnya. Kenaikan belanja dilakukan karena memang THR yang dia terima tahun ini jauh lebih tinggi jika dibanding tahun sebelumnya.
"Karena THR juga bertambah, terus saya juga tidak mudik, jadi tidak apa uangnya dipakai belanja dulu. Mumpung setahun sekali," kata wanita yang mengaku sebagai PNS tersebut.
Peningkatan belanja sama juga terjadi pada Iban Riyadi (30 tahun). Iban mengatakan Lebaran kemarin ia membelanjakan cukup banyak karena gerai di pusat perbelanjaan menawarkan potongan harga besar- besaran.
"Kalau dulu diskon kan tetap mahal, sekarang diskon benaran rasanya, makanya banyak belanja," katanya.
Tumbuh 15 persen
Handaka optimis dengan pertumbuhan belanja ritel yang terjadi selama musim Lebaran kemarin sepanjang tahun ini penjualan ritel akan naik 15 persen, lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang hanya 5-10 persen. Pertumbuhan tersebut sudah memperhitungkan penurunan penjualan ritel usai Lebaran dan peningkatan belanja menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2019.
Handaka meminta proyeksi kenaikan penjualan tersebut diantisipasi oleh para riteler dengan menyediakan stok yang cukup. "Dengan sekarang meningkat penjualannya, harus segera diisi lagi," katanya.
(agt/bir)