Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar
rupiah berada di posisi Rp14.140 per dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan pasar spot hari ini, Selasa (26/6).
Rupiah menguat 14 poin atawa 0,1 persen dari akhir perdagangan hari sebelumnya, yaitu Rp14.159 per dolar AS.
Penguatan rupiah juga dialami mayoritas mata uang di kawasan Asia, seperti won Korea Selatan menguat 0,3 persen, yen Jepang 0,15 persen, peso Filipina 0,14 persen, dolar Singapura 0,08 persen, dan baht Thailand 0,02 persen. Sementara, ringgit Malaysia melemah 0,09 persen.
Begitu pula dengan mayoritas mata uang negara maju. Rubel Rusia menguat 0,24 persen, dolar Kanada 0,08 persen, franc Swiss 0,06 persen, euro Eropa 0,04 persen, dan dolar Australia 0,04 persen. Hanya, poundsterling Inggris yang melemah 0,01 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Reza Priyambada, Analis Binaartha Sekuritas menilai rupiah akan melemah hari ini di kisaran Rp14.146-14.158 per dolar AS, karena sentimen negatif dari rilis data neraca perdagangan belum berakhir.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan mengalami defisit US$1,52 miliar per Mei 2018. Defisit terjadi akibat nilai impor mencapai US$17,64 miliar, sedangkan ekspornya hanya US$16,12 miliar.
Selain itu, pasar seakan mulai mengakhiri respons terhadap kebijakan makroprudensial Bank Indonesia (BI) mendatang yang melonggarkan rasio pinjaman (
Loan to Value/LTV) alias memperkecil uang muka KPR.
Kebijakan itu baru akan diumumkan oleh bank sentral nasional pada Jumat (29/6) nanti. Pengumuman itu mundur dari proyeksi awal pada Kamis (28/6) karena penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak pada Rabu besok (27/6).
Walhasil, penggerak rupiah hari ini hanya berasal dari eksternal, yaitu memanfaatkan momen terapresiasinya euro Eropa dari dolar AS. "Euro yang terapresiasi diharapkan masih bertahan untuk membantu rupiah ada di zona hijau," katanya.
Ibrahim, Analis sekaligus Direktur Utama PT Garuda Berjangka memperkirakan faktor internal yang mampu menggerakkan rupiah hari ini dan besok ialah penyelenggaraan Pilkada Serentak di 171 daerah. "Kalau Pilkada Serentak berlangsung aman dan tenang, tentu bisa menguatkan rupiah," pungkasnya.
(bir)