Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden
Amerika Serikat (AS)
Donald Trump kembali mendesak Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) memangkas harga minyak mentah. Tekanan Trump membuat harga minyak dunia turut merosot.
Dalam cuitan melalui akun Twitter resminya @realDonaldTrump pada Rabu (4/7), waktu AS, Trump menuding OPEC hanya berdiam diri melihat harga minyak yang terus melesat beberapa waktu terakhir.
"Bahkan, OPEC menggerakkan harga (minyak) ke atas bersamaan dengan AS yang membela banyak anggotanya demi uang yang sangat sedikit. Ini harus upaya menjadi upaya dua arah. KURANGI HARGA SEKARANG!," tulis Trump dalam akunnya dengan huruf kapital di akhir kalimat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari
Reuters, Kamis (7/5), harga minyak mentah berjangka Brent pada pukul 6:53 GMT tercatat US$77,7 per barel, merosot US$0,54 atau 0,7 persen dibandingkan penutupan terakhir.
Penurunan juga terjadi pada harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) sebesar US$0,37 atau 0,5 persen menjadi US$73,77 per barel.
OPEC bersama sekutunya, termasuk Rusia, telah sepakat untuk memangkas produksi minyak mentah sejak Januari 2017.
Kenaikan harga dalam beberapa waktu terakhir juga dipicu oleh keputusan AS yang mengenakan sanksi terhadap Iran mulai November mendatang dengan menyasar ekspor minyak Iran.
"Kunci utama naiknya harga minyak berasal dari kesepakatan OPEC-Rusia untuk memangkas produksi minyak, dipadu dengan kolapsnya produksi minyak Venezuela dan keputusan AS untuk mengakhiri kesepakatan dengan Iran," ujar Bank Nasional Australia (NAB) dalam laporan proyeksi Juli.
Bulan lalu, OPEC dan Rusia mengumumkan niat untuk mengerek produksi guna mengatasi masalah kekurangan pasokan akibat gangguan pasokan di Venezuela hingga Libya. Rencana kenaikan produksi tersebut juga untuk mengantisipasi kemungkinan turunnya pasokan dari Iran akibat sanksi AS.
Kendati demikian, Goldman Sach dalam catatannya kepada klien kemarin menilai pasar masih akan defisit pada paruh kedua tahun ini.
Bank asal AS itu mengingatkan bahwa ancaman terhadap pasokan bakal mengancam kenaikan harga dan pertumbuhan perekonomian global.
(lav/agi)