EDUKASI KEUANGAN

Antisipasi Kantong Jebol Akibat Musibah saat Melancong

Dinda Audriene Muthmainah | CNN Indonesia
Sabtu, 07 Jul 2018 14:36 WIB
Banyak orang sering memandang sebelah mata produk asuransi saat akan melakukan perjalanan, terutama saat berwisata. Tanpa disadari, berbagai risiko mengintai.
Ilustrasi backpacker. (Unsplash/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Travelling atau melancong saat ini tak hanya milik kalangan atas. Belakangan kegiatan wisata ini menjadi tren bagi sebagian masyarakat bagi kelompok masyarakat kelas menengah, meski dengan anggaran yang cukup minim.

Anggaran yang minim pun membuat sebagian besar pelancong tak memprioritaskan perlindungan pada diri diri maupun harta benda selama melakukan perjalanan. Padahal selama perjalanan, beragam risiko menanti, mulai dari kehilangan barang di bagasi pesawat, keterlambatan pesawat, pembatalan penerbangan, perampokan, hingga kecelakaan.

Putri Kartika misalnya, karyawan swasta yang kerap melakukan perjalanan wisata ini mengaku masih enggan membeli polis asuransi perjalanan dengan alasan tak ingin boros.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Terus saya berpikir positif saha bahwa tidak akan terjadi apa-apa, tapi saya tahu ada asuransi perjalanan," cerita Putri kepada CNNIndonesia.com.

Setali tiga uang, pelancong lainnya, Winny Tang juga memutuskan berhemat dengan tak membeli asuransi. Ia memandang asuransi perjalanan belum diperlukan, terlebih barang yang dibawa untuk berwisata bukan barang mahal.

"Saya masih bisa urus kalau barang di bagasi hilang karena barang yang dibawa tidak mahal-mahal sekali, malas urus klaim. Mau simpan uang juga," ucap perempuan yang akan berlibur ke Bangkok dalam waktu dekat.

Perencana Keuangan OneShildt Budi Rahardjo mengungkapkan asuransi perjalanan merupakan hal yang penting. Asuransi tersebut tak hanya penting untuk pelancong yang akan bepergian ke luar negeri, tapi juga yang hendak ke luar kota.

"Kalau terjadi kecelakaan itu penting. Apalagi untuk kepala keluarga," tutur Budi.

Ia juga menyarankan generasi milenial yang kerap melakukan perjalanan sendiri untuk membeli polis asuransi. Hal ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi kantong yang mungkin jebol jika terjadi hal-hal yang tak diinginkan.

"Ya memang kita semua tidak menginginkan hal buruk terjadi, tapi kalau terjadi dan tidak memiliki asuransi itu malah membuat keuangan bengkak. Bisa ganggu keuangan orang tua," papar Budi.

Budi mengakui banyak orang yang enggan membeli polis asuransi karena takut merugi. Sebab, uang yang sudah dibayarkan untuk membeli polis tak bisa kembali jika tak terjadi suatu hal buruk kepada nasabah.

"Tapi keuntungannya akan sangat dirasakan kalau terjadi hal buruk. Kalau tidak terjadi hal buruk seolah uang hilang, tapi ya itu namanya asuransi," sambung Budi.
Jalan Lebih 'Lenggang' dengan Asuransi PerjalananKegiatan travelling atau melancong ke sejumlah wilayah di dalam negeri maupun luar negeri belakangan menjadi tren terutama di kalangan generasi milenial. (CNN Indonesia/Feri Agus Setyawan)
Asuransi, menurut dia, akan menutupi kerugian yang dialami pelancong jika mengalami musibah kala berpergian. Kerugian yang dapat ditanggung asuransi, antara lain mencakup, kecekaan penerbangan atau saat menggunakan kendaraan lain, barang hilang di bandara atau dalam perjalanan, kehilangan paspor, serta sakit dalam perjalanan.

"Bahkan kalau ada yang meninggal dunia bisa dievakuasi sampai ke tanah air atau ke tempat asal nasabah," jelas Budi.

Sementara, Perencana Keuangan dari Tatadana Consulting Tejasari Assad menilai kebutuhan untuk memiliki asuransi perjalanan bergantung pada masing-masing orang. Namun, ia menekankan, asuransi perjalanan harus dimiliki terutama bagi masyarakat yang belum mempunyai kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

"Kalau sakit di luar kota tidak punya asuransi kan repot, kalau di rumah kan ada orang tua atau yang dikenal," terang Tejasari.

Hal berbeda mungkin akan dirasakan bagi mereka yang memiliki BPJS Kesehatan. Pasalnya fasilitas asuransi tersebut masih bisa digunakan jika sakit saat berada di luar kota.


Kendati demikian, ia menegaskan pelancong tak hanya menghadapi risiko sakit, tetapi sejumlah risiko lain yang tak ditanggung BPJS Kesehatan.

"Tapi mungkin kalau sudah ada BPJS Kesehatan, asuransi perjalanan tidak terlalu penting, tapi itu kembali disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing," tutur Tejasari.

Ia juga menekankan pentingnya memiliki asuransi perjalanan jika akan berpergian ke luar negeri lantaran risiko yang jauh lebih besar. Saat ini, menurut dia, beberapa paket tur pun telah menyediakan asuransi perjalanan dalam penjualan tiket dan akomodasi.

Proses Beli Asuransi Perjalanan

Direktur Asuransi Central Asia (ACA) Debbie Wijaya mengatakan proses pembelian asuransi perjalanan saat ini cukup mudah. Masyarakat ditawarkan beberapa opsi pembelian, yakni datang langsung ke kantor cabang perusahaan asuransi atau melalui agen.

"Melalui agen pun bisa dengan cara online, jadi dokumen yang dibutuhkan bisa dikirim melalui whatsapp misalnya nanti diproses," kata Debbie.

Selain itu, beberapa perusahaan asuransi juga melakukan kerja sama dengan situs online, seperti futuready.com dan rajapremi.com. Proses pembeliannya sendiri terbilang simpel dan tidak membutuhkan waktu lama.


"Ini bukan produk yang kompleks kok, sangat sederhana dan bisa satu hari sudah jadi," jelas Debbie.

Saat ini, Asuransi Central Asia memiliki dua produk asuransi perjalanan, yakni untuk di dalam negeri dan luar negeri. Debbie mengatakan jumlah premi yang harus dibayarkan berbeda-beda tergantung berapa lama perjalanan dan apa saja yang menjadi penanggungan.

"Makin lama perjalanan makin mahal," kata Debbie.

Berdasarkan data di website Asuransi Central Asia, produk asuransi perjalanan yang ditawarkan bernama Asuransi New Travel Safe. Batasan usia yang bisa membeli produk itu, yakni 70-74 tahun dengan santunan kematian dan santunan lainnya sebesar 50 persen dan biaya media sebesar 20 persen.

Sementara, bagi nasabah yang berumur 75-85 tahun, persentase santunan kematian dan santunan lainnya sebesar 50 persen dan biaya media tidak dijamin. Sayangnya, perusahaan tak menuliskan harga polis yang perlu dibayarkan.


Perusahaan asuransi lainnya, Allianz Utama Indonesia juga memiliki dua produk asuransi perjalanan bernama Allianz New TravelPro dan Allianz New Annual TravelPro.

Head of PA, Health, Travel & Affinity Mariani Solihah menjelaskan Allianz New TravelPro hanya untuk satu kali perjalanan dengan periode waktu hingga 183 hari, sedangkan Allianz New Annual TravelPro memiliki periode waktu hingga satu tahun dan tidak dibatasi jumlah perjalanan yang dilakukan.

"Keduanya tersedia untuk perjalanan domestik dan internasional," terang Mariani.

Berdasarkan website perusahaan, produk Allianz New TravelPro dapat dibeli dengan harga mulai dari Rp47 ribu, sedangkan untuk Allianz New Annual TravelPro tak dijabarkan harganya.

"Pembelian asuransi perjalanan bisa melalui kanal distribusi mitra bisnis agen perjalanan konvensional maupun online, maskapai penerbangan, agen asuransi, broker, mitra bisnis perbankan, dan direct sales," papar Mariani.


Saat ini, Allianz sendiri sudah bekerja sama dengan 650 agen perjalanan konvensional, seperti Panorama Tours dan Dwidaya Tours. Sementara, masyarakat juga bisa membeli asuransi perjalanan Allianz di tiket.com dan maskapai penerbangan di PT Garuda Indonesia Tbk.

Selanjutnya, Chief Executive Officer Adira Insurance Julian Noor memaparkan masyarakat bisa membeli produk asuransi perjalanan perusahaan bernama Travellin melalui. www.travellin.co.id.

Nasabah produk Travellin akan mendapatkan mandat berupa santunan kecelakaan, sakit, dan cidera dalam perjalanan. Namun, bagi nasabah yang melakukan perjalanan luar negeri juga bisa mendapatkan manfaat repatriasi akibat kematian, evakuasi medis darurat, dan perjalanan salah satu keluarga dekat.

"Travellin juga memberikan perlindungan jika terjadi keterlambatan kedatangan bagasi, kehilangan atau kerusakan barang bagasi, kehilangan barang pribadi, dan kehilangan dokumen perjalanan," ungkap Julian.

Secara keseluruhan, Budi menyebut dokumen yang dibutuhkan untuk membeli polis asuransi, yaitu Kartu Tanda Penduduk (KTP), tiket penerbangan, dan paspor jika bepergian ke luar negeri. (agi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER