Pemerintah Belum Beri Batas Waktu Bulog Serap Gula Petani

Dinda Audriene Muthmainah | CNN Indonesia
Jumat, 20 Jul 2018 06:01 WIB
Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengaku belum menetapkan batas waktu bagi Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk menjalankan tugas menyerap gula petani.
Ratusan petani tebu dari berbagai daerah di pulau Jawa dalam Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), berunjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jakarta. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengaku belum menetapkan batas waktu bagi Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk menjalankan tugas menyerap gula petani.

"Tidak ada, belum ada (pembatasan waktu)," ungkap Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Kamis (19/7).

Ia menegaskan implementasi Perum Bulog dalam menyerap gula petani sesuai dengan hasil rapat koordinasi terbatas penyediaan gula dalam negeri pada Selasa (17/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Ya itu kan di rakor, sesuai rakor," kata Enggar.

Dalam rapat koordinasi terbatas pada Selasa lalu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memaparkan terdapat tiga poin yang disepakati.

Salah satunya, Perum Bulog harus menyerap gula yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) dari petani dengan harga Rp9.700 per kilogram (kg). Namun, penugasan itu bisa saja tak dilakukan oleh Perum Bulog jika ada pihak yang bersedia membeli gula dari petani lebih dari Rp9.700 per kg.

Kemudian, pemerintah juga sepakat akan melakukan revitalisasi perusahaan gula Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dari berbagai sisi, misalnya teknologi hingga pengelolaan pasca panen.


"Pemerintah akan melakukan revitalisasi pendekatan teknologi budidaya, perluasan kebun tebu, pengelolaan pasca panen, sistem transaksi tebu dari petani ke perusahaan gula, dan peningkatan rendemen gula," papar Enggar.

Sebelumnya, Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) mendesak pemerintah untuk menyerap gula petani dengan harga Rp9.700-Rp10.500 per kg. Hal ini lantaran stok yang ada dan belum terjual saat ini mencapai 700.000 ton.

(lav)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER