EDUKASI KEUANGAN

Strategi Siapkan Dana Kurban saat Lebaran Haji

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Sabtu, 21 Jul 2018 08:25 WIB
Jika tak disiapkan, dana kurban bisa membuat pengeluaran bulanan membengkak. Karenanya, perlu strategi khusus agar tak mengganggu kebutuhan keuangan rutin.
Ilustrasi hewan kurban. (CNN Indonesia/Abi Sarwanto)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dalam setiap perayaan Idul Adha atau biasa dikenal Idul Kurban, kegiatan berkurban hewan menjadi ritual yang tak dapat diabaikan.

Setiap tahun, umat muslim yang mampu disunahkan untuk menyisihkan sebagian penghasilannya guna membeli hewan kurban.

Jika tak disiapkan, dana kurban bisa membuat pengeluaran bulanan membengkak. Karenanya, perlu strategi khusus agar dana kurban tak mengganggu kebutuhan keuangan sehari-hari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Sebelum masuk ke strategi perencanaan dana kurban, Perencana Keuangan Tata Dana Consulting Tejasari Assad mengingatkan bahwa pengeluaran kurban merupakan pengeluaran tak wajib. Untuk itu, besaran pengeluaran kurban harus menyesuaikan dengan kondisi keuangan.

Seseorang yang memiliki utang sebaiknya melunasi dulu utangnya sebelum menyisihkan dana untuk berkurban. Dengan demikian, beban kewajiban di masa mendatang tidak membengkak.

"Kalau tidak punya utang tetapi uang masih tidak cukup untuk membayar kebutuhan, ya tidak usah dipaksakan untuk berkurban," ujar Tejasari saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (20/7).

Pengeluaran kurban merupakan pengeluaran yang bisa diprediksi. Pasalnya, meski setiap tahun berubah, namun tanggal perayaan kurban dapat diperhitungkan dan tercantum di kalender tahun berikutnya.

Setelah menentukan besaran kebutuhan dana kurban seseorang yang ingin berkurban bisa menyiapkan dana dari jauh-jauh hari.

Menurut Tejasari, ada beberapa pilihan sumber dana kurban. Pertama, pendapatan bulanan yang disisihkan. Bagi seseorang yang kurang disiplin, membuka tabungan berjangka bisa menjadi pilihan. Misalnya, harga kambing Rp2,5 juta per ekor. Setiap bulan, penghasilan bisa disisihkan sebesar Rp250 ribu per bulan.


"Namun, maksimal masa jatuh tempo tabungan berjangka sebulan sebelum perayaan kurban karena membeli hewan kurban tidak bisa langsung pas hari H juga," ujarnya.

Selain itu, mengingat karakteristik dana kurban merupakan pengeluaran tahunan, dana kurban bisa berasal dari penghasilan tahunan seperti Tunjangan Hari Raya (THR). Dengan catatan, keperluan untuk lebaran telah terpenuhi.

Jika THR tak cukup, karyawan bisa memanfaatkan sebagian bonus tahunan yang biasanya keluar sekitar Maret-April, setelah perhitungan laporan keuangan selesai.

"Begitu dapat bonus, langsung disisihkan. Misalnya, dimasukkan ke deposito atau tabungan yang tak terpakai lain," ujarnya.

Perencana keuangan Budi Raharjo menyarankan seseorang sebaiknya menganggarkan setiap pengeluaran tahunan sehingga tidak kaget jika pada bulan-bulan tertentu arus kas membengkak.

Dengan mengetahui daftar pengeluaran tahunan, seseorang bisa menentukan sumber dana untuk memenuhinya.

"Dengan cara seperti ini, orang bisa melihat dulu, pengeluaran mana yang tidak bisa dipenuhi oleh penghasilan bulanan," ujarnya. (lav)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER