Harga Minyak Dunia Tertahan Stok Produsen Alternatif Global

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Selasa, 24 Jul 2018 07:43 WIB
Harga minyak mentah dunia melemah pada perdagangan Senin (23/7), waktu Amerika Serikat (AS). Pelemahan dipicu kekhawatiran terhadap stok minyak yang berlebih.
Ilustrasi minyak dunia. (REUTERS/Stringer)
Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak mentah dunia melemah pada perdagangan Senin (23/7), waktu Amerika Serikat (AS). Pelemahan dipicu oleh kekhawatiran terhadap pasokan minyak yang berlebih.

Dilansir dari Reuters, Selasa (24/3), harga minyak mentah berjangka Brent merosot tipis sebesar US$0,01 menjadi US$73,06 per barel.

Penurunan juga terjadi pada harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) sebesar US$0,37 menjadi US$67,89 per barel. Selama sesi perdagangan berlangsung, harga WTI sempat menyentuh US$69,31 per barel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Di awal sesi perdagangan, harga minyak mentah sempat terkerek, menyusul sentimen terhadap memanasnya tensi perdagangan antara AS dan China.

Selain itu, Kenaikan harga minyak juga dipicu tensi antara AS dan Iran yang memburuk, serta aksi mogok sejumlah pekerja di tiga lapangan minyak dan gas bumi (migas) di Laut Utara Inggris.

Pada Sabtu lalu, Pemimpin Agung Iran Ayatollah Ali Khamenei mendukung pernyataan Presiden Iran Hassan Rouhani terkait Iran yang dapat memblokir pengiriman minyak dari Negara Teluk jika ekspor minyak dihentikan.

"Perhatian tengah terpusat pada tensi geopolitik, khususnya antara AS dan Iran," ujar Direktur Riset Pasar Tradition Energy Gene McGillian di Stamford.


Menurut McGillian, secara fundamental, kondisi pasar akan lebih ketat dibandingkan yang diperkiraan pada 12 bulan lalu.

Di akhir sesi, harga minyak tertahan seiring kembalinya perhatian pelaku pasar pada potensi kelebihan pasokan global.

Analis Price Futures Group Phil Flynn mengungkapkan Arab Saudi dan sejumlah produsen minyak utama dunia lain mengerek produksi untuk mengimbangi berkurangnya produksi dari Iran, menyusul sanksi yang dikenakan AS terkait pengembangan nuklir Iran.

Gedung Putih memberikan batas waktu hingga November 2018 untuk negara lain menjalankan sanksi AS dengan menghentikan impor minyak mentah dari Iran.


Di AS, berdasarkan data Genscape, pelaku pasar mencatat persediaan minyak mentah di hub pengiriman Cushing, Oklahoma menanjak mulai Selasa hingga Jumat pekan lalu.

Namun, secara mingguan, pelaku pasar memperkirakan persediaan di hub Cushing diperkirakan kembali merosot yang akan menjadi penurunan stok selama 10 pekan berturut-turut.

Pasar juga tertekan oleh kekhawatiran terhadap dampak memanaskan tensi perdagangan antara AS dan sejumlah mitra dagangnya pada pertumbuhan ekonomi dan permintaan energi global.

Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dari 20 perekonomian terbesar di dunia mengakhiri pertemuan di Buenos Aires, Argentina, pada akhir pekan lalu, dengan ajakan diskusi demi mencegah terseretnya pertumbuhan ekonomi global akibat memanasnya tensi perdagangan dan geopolitik.

"Risiko negatif (terhadap perekonomian global) untuk jangka pendek dan menengah telah meningkat" ujar para pemimpin keuangan dunia itu dalam pernyataannya.


Pada Jumat lalu, Presiden AS Donald Trump mengancam bakal mengenakan tarif terhadap US$500 miliar impor produk dari China, kecuali China setuju untuk melakukan perubahan besar-besaran terhadap kebijakan terkait transfer teknologi, subsidi industri, dan joint venture.

Pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak saling berkorelasi, mengingat pertumbuhan ekonomi membutuhkan konsumsi bahan bakar yang lebih banyak untuk perdagangan, logistik, dan kendaraan. (lav)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER