Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) diramalkan masih bergantung pada pergerakan harga komoditas dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Analis Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengungkapkan sejumlah harga komoditas tengah bergejolak di tengah fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
"Kondisi pergerakan IHSG yang terus mengalami peningkatan walau belum terlepas dari rentang konsolidasi wajar," papar William dalam risetnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada penutupan perdagangan kemarin, nilai tukar rupiah berhasil menguat tipis 0,08 persen atau 12 poin ke level Rp14.463 per dolar AS.
Sementara itu, masuknya kembali aliran dana pelaku pasar asing (capital inflow) ke pasar saham akan menjadi sentimen positif bagi laju indeks dalam negeri.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pelaku pasar asing tercatat beli bersih (net buy) di pasar reguler beberapa hari terakhir. Pada perdagangan kemarin saja, net buy di pasar reguler sebesar Rp479,8 miliar.
"Hari ini IHSG berpotensi menguat, rentang (IHSG) hari ini 5.721-5.988," jelas William.
Di sisi lain, Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi memprediksi IHSG berbalik melemah pada akhir pekan ini bila dilihat secara teknikal. Hal ini karena IHSG sudah berada dalam area jenuh beli (over bought).
"Sehingga diperkirakan IHSG bergerak cenderung tertekan pada akhir pekan dengan rentan pergerakan 5.873-5.965," ungkap Lanjar melalui risetnya.
Sebagai informasi, IHSG bertahan di zona hijau sepanjang perdagangan kemarin. Walhasil, indeks ditutup menguat meski tipis sebesar 0,2 persen ke level 5.946.
Kondisi itu berbeda dengan bursa saham Wall Street yang mayoritas sahamnya melempem tadi malam. Rinciannya, S&P500 dan Nasdaq Composite masing-masing terkoreksi 0,3 persen dan 1,01 persen. Beruntung, Dow Jones berhasil menguat 0,44 persen.
(lav)