Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator bidang Perekonomian
Darmin Nasution mengakui
defisit transaksi berjalan kuartal II yang menyentuh 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) terbilang besar.
Darmin bilang, pemerintah perlu mewaspadai angka defisit transaksi berjalan. Pasalnya, defisit tersebut merupakan yang tertinggi sejak kuartal II 2014 sebesar 4,3 persen terhadap PDB.
"Agak besar itu (angkanya). Artinya, kalau angkanya sampai 3 persen itu pemerintah harus menyiapkan langkah-langkah untuk segera membuat angkanya turun ke bawah," ujar Darmin, Senin (13/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia melanjutkan, membereskan defisit transaksi berjalan adalah hal yang kompleks. Menurut dia, pemerintah tak hanya memikirkan soal neraca perdagangan, tetapi juga memperhatikan neraca jasa.
Berdasarkan data Bank Indonesia, neraca perdagangan mencatat surplus netto sebesar US$300 juta di kuartal II. Hanya saja, neraca jasa dan pendapatan primer mengalami defisit US$1,8 miliar dan US$8,2 miliar.
Kendati demikian, menurut dia, sejauh ini pemerintah belum membahas lagi langkah komprehensif ihwal mengatasi defisit transaksi berjalan secara lebih jauh. Tetapi, ia pernah berujar bahwa implementasi pencampuran 20 persen biodiesel di dalam Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar (B-20) yang dimulai 1 September mendatang bisa mengurangi beban impor, dan ujung-ujungnya memperbaiki defisit transaksi berjalan.
Pemerintah menaksir implementasi B-20 bisa menghemat impor BBM sebesar US$21 juta per hari. Dengan kata lain, mandatori B-20 membuat Indonesia hemat impor BBM sebesar US$5,9 miliar per tahun dengan asumsi harga minyak US$70 per barel.
"Kebijakan pertama yang harus diperhatikan adalah defisit transaksi perdagangan, dan kemudian transaksi berjalan. Tapi mengurusi transaksi berjalan tentu lebih luas," jelas dia.
Sebelumnya, BI mengumumkan defisit transaksi berjalan di kuartal II sebesar US$8 miliar atau terjun bebas dari posisi kuartal I yakni USS$5,7 miliar. Penurunan surplus neraca perdagangan non migas dan pembayaran dividen di semester I yang berdampak ke pendapatan primer disebut sebagai biang keladi defisit kali ini.
(agi)