Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Keuangan menerbitkan surat
utang saving bond ritail (SBR) terbaru, SBR004 sebesar Rp1 triliun.
Surat utang tersebut ditawarkan selama dua pekan terhitung 20 Agustus pukul 09.00 sampai dengan 13 September pukul 10.00.
Surat utang ditawarkan untuk investor ritel tersebut memiliki tingkat kupon 8,05 persen per tahun dengan masa jatuh tempo 20 September 2020 dan kupon akan dibayar tanggal 20 setiap bulannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jenis kupon yang ditawarkan mengambang dengan tingkat kupon minimal
(floating with floor) dengan suku bunga acuan BI.
Investor bisa memesan surat utang tersebut minimal Rp1 juta dan maksimal Rp3 miliar.
Direktur Jenderal Pembiayaan dan Risiko Kemeterian Keuangan Luky Alfirman mengatakan bahwa jumlah penerbitan SBR004 bisa saja naik dari target menjadi Rp3-Rp5 triliun.
"Saat ini kami sedang melihat minat pasar seperti apa," katanya Senin (20/8).
Investor bisa membeli surat utang tersebut dari sejumlah mitra pemerintah berupa bank, financial technology (fintech) berbasis peer to peer lending, perusahaan efek, dan perusahaan efek khusus (APERD Financial Technology).
Untuk bank, pembelian bisa dilakukan melalui PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT Bank Permata Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, dan PT Bank Tabungan Negara Tbk.
Untuk perusahaan pembelian bisa dilakukan melalui PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk.
Selanjutnya, APERD fintech yang menyediakan instrumen investasi itu antara lain PT Bareksa Portal Investasi dan PT Star Mercato Capitale (Tanamduit).
Adapun, PT Investree Radhika Jaya dan PT Mitrausaha Indonesia Grup (Modalku) adalah dua fintech peer to peer lending yang bermitra dengan pemerintah mendistribusikan SBR004.
(agt)