Jakarta, CNN Indonesia -- Bursa Efek Indonesia (
BEI) mengajak pengelola pusat dagang daring (
market place) untuk melantai di bursa
saham.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono W Widodo menilai hingga saat ini belum ada perusahaan market place yang menyampaikan minat serius untuk melakukan penawaran saham perdana (IPO) di BEI.
"Kami harapkan yang sudah listing (terdaftar) di luar negeri, mungkin bisa dual listing di sini atau anak perusahaan yang Indonesia yang dilistingkan," ujarnya usai membuka perdagangan saham bersama manajemen Shoppee Indonesia di Gedung BEI, Selasa (4/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, BEI tengah menyusun aturan listing baru yang memungkinkan perusahaan yang banyak memiliki aset tak berwujud (intangible) dan belum mencetak keuntungan bisa melantai di bursa.
Laksono memperkirakan aturan tersebut bakal terbit akhir tahun. Dengan demikian, mulai tahun depan, perusahaan berbasis teknologi yang memiliki intangible asset bisa menjajal untuk melantai di bursa.
"Aturan nanti diarahkan, untuk keuntungan mungkin tidak perlu langsung dan asetnya bisa intangible asset," imbuh dia.
Salah satu perusahaan yang diincar BEI adalah PT Shoppee International Indonesia.
Laksono mengungkapkan induk perusahaan Shopee, Sea Limited (Sea), telah lebih dulu melantai di Bursa Saham New York (New York Stock Exchange) sejak tahun lalu.
Berdasarkan laporan keuangan Sea Limited, pendapatan untuk lini bisnis e-commerce selama kuartal II 2018 telah mencapai US$58,8 juta atau melesat puluhan kali lipat dari periode yang sama tahun lalu, yakni US$2,6 juta.
"Harapan kami ke depan, PT Shoppee International Indonesia bisa juga mencatatkan diri di Bursa Efek Indonesia sebagai perusahaan terbuka," jelasnya.
Pasar Indonesia merupakan kontributor terbesar pada bisnis Shoppee global dengan porsi mencapai 40 persen.
"Jadi, sudah saatnya masyarakat Indonesia tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga pemilik Shoppee," katanya.
Dengan menjadi perusahaan terbuka di Indonesia, lanjut Laksono, kepedulian masyarakat terhadap keberlangsungan perusahaan bisa semakin menanjak.
Di tempat yang sama, Komisaris Shopee Indonesia Pandu Syahrir menyatakan IPO merupakan salah satu opsi yang bisa diambil perusahaan. Karenanya, perusahaan berterima kasih bisa menjadi market place pertama yang membuka perdagangan di BEI.
Namun, hingga kini, perusahaan belum akan merealisasikan rencana IPO karena masih mengkaji aturan dan potensi yang ada bagi pemegang saham.
"Kami masih perusahaan baru, baru empat tahun," terang dia.
Ke depan, perusahaan akan terus berkomitmen untuk mengembangkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Saat ini, terdapat lebih dari dua juta penjual aktif yang tersebar di seluruh Indonesia.
(bir)