BI Prediksi Rupiah Bergerak Stabil pada 2019

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Kamis, 13 Sep 2018 17:50 WIB
Bank Indonesia memperkirakan rupiah akan bergerak stabil pada tahun depan, karena The Fed diproyeksi akan menaikkan bunga acuan 125 basis poin.
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara memperkirakan 2019 rupiah akan bergerak stabil. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) memperkirakan 2019 mendatang rupiah akan bergerak stabil. Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan perkiraan tersebut dibuat BI berdasarkan proyeksi kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed 2019 mendatang.

Mirza mengatakan BI meramal The Fed tahun depan hanya akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 125 basis poin dari angka 2 persen menjadi 3,25 persen. Dengan kata lain, kenaikan suku bunga acuan tersebut lebih kecil jika dibandingkan 2018 yang sampai saat ini sudah naik 175 basis poin menjadi 2 persen.

"Melihat derajat kenaikan Fed Rate tersebut, masih lebih controllable. Maka, kami memperkirakan situasi pasar keuangan ini lebih controllable, dan itu alasan mengapa kami memberikan proyeksi untuk asumsi rupiah di dalam APBN sebesar Rp14.300 hingga Rp14.700 per dolar AS," jelas Mirza di Gedung DPR, Kamis (13/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Ramalan BI terhadap kenaikan suku bunga AS terbilang moderat. Pasalnya, proyeksi tersebut dibuat di tengah-tengah angka ramalan dari lembaga keuangan lainnya.

Ia mengatakan banyak prediksi di pasar modal yang mengatakan Fed Rate akan naik menjadi 2,75 persen, 3 persen, 3,25 persen, hingga 3,5 persen tahun depan.

Meski tak besar, MIrza mengatakan pemerintah dan BI akan tetap waspada. Pasalnya, tetap akan ada riak yang diprediksi BI bakal terjadi di pasar keuangan pada tahun depan.


Salah satu penyebabnya, menurut Mirza, potensi kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Eropa yang diprediksi akan terjadi di semester II tahun depan. Walaupun, kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Eropa (ECB) atau bahkan Bank Sentral Jepang (BoJ) tidak berpengaruh banyak terhadap situasi keuangan di negara-negara berkembang.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, BI masih akan mengandalkan kebijakan antisipasi kenaikan suku bunga terlebih dulu atau kerap disebut ahead of the curve. Selain itu, mereka juga akan menjalankan kebijakan agresif.

"Kami tetap akan hawkish," pungkasnya.

(agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER