Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) diprediksi
melemah pada hari ini, Selasa (18/9), akibat data neraca perdagangan Agustus 2018 yang kembali mengalami defisit.
Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan mengatakan defisit neraca perdagangan pada Agustus 2018 tak sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat defisit neraca perdagangan Agustus 2018 sebesar US$1,02 miliar. Hal ini disebabkan nilai impor yang mencapai US$16,84 miliar, sedangkan ekspor yang hanya US$15,82 miliar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"IHSG diprediksi melemah didorong oleh data neraca perdagangan yang menunjukkan hasil di bawah ekspektasi," ungkap Dennies melalui risetnya.
Tak hanya itu, sentimen negatif juga datang dari faktor eksternal berupa kembali memanasnya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China.
"IHSG diprediksi melemah,
support 5.748-5.786
resistance 5.886-5.948," kata Dennies.
Sementara itu, Analis Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya menilai data neraca perdagangan bulan lalu sebenarnya masih menunjukkan fundamental ekonomi Indonesia dalam posisi cukup baik.
"Hal ini dapat memberikan sentimen positif terhadap pola gerak IHSG dalam jangka pendek," papar William dalam risetnya.
Ia percaya aliran dana asing (
capital inflow) akan kembali masuk ke pasar
saham, sehingga dapat menopang pergerakan indeks dalam negeri. Untuk itu, William meramalkan IHSG bergerak dalam rentang
support 5.745 dan
resistance 6.002.
Pada perdagangan kemarin, IHSG anjlok 1,8 persen ke level 5.824 setelah perdagangan sebelumnya hampir mendekati area 6.000. Kondisi ini tak lepas dari sikap pelaku pasar asing yang kembali mencatatkan jual bersih (
net sell) di pasar reguler sebesar Rp329,88 miliar.
Bersamaan dengan itu, tiga indeks utama bursa saham Wall Street juga bergerak di zona merah tadi malam. Terpantau, Dow Jones turun 0,35 persen, S&P500 turun 0,56 persen, dan Nasdaq Composite turun 1,43 persen.
(dau/lav)