Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) awal pekan ini akan dipengaruhi oleh data ekonomi domestik berupa
neraca perdagangan Agustus 2018.
Analis Artha Sekuritas Juan Harahap mengatakan pelaku pasar bakal mengantisipasi data yang akan dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tersebut siang hari ini.
Maklum, neraca perdagangan pada Juli 2018 masih saja defisit. BPS mencatat defisit neraca perdagangan pada Juli 2018 sebesar US$2,03 miliar. Hal ini disebabkan jumlah ekspor yang hanya US$16,24 miliar dan impor mencapai US$18,27 miliar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Walaupun demikian, Juan memprediksi IHSG hari ini menguat ditopang oleh memudarnya kekhawatiran perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.
"IHSG diprediksi menguat, didorong oleh kondisi global yang mulai kondusif terkait perang dagang Amerika Serikat dengan China," papar Juan dalam risetnya.
Ia meramalkan IHSG kembali dekati level 6.000 pada hari ini. Tepatnya, IHSG akan bergerak dalam rentang support 5.849-5.890 dan resistance 5.951-5.972.
Sementara itu, Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee menyebut pasar saham dalam negeri bisa saja berbalik melemah jika neraca perdagangan Agustus 2018 kembali defisit.
"IHSG mungkin negatif tapi pasar memang bergerak konsolidasi ya, satu pekan bergerak di 5.700 sampai 5.900," ungkap Hans.
Selain itu, pelaku pasar akan mewaspadai hasil rapat komite pasar terbuka bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Open Market Committee (FOMC). Sebab, hal itu juga akan mempengaruhi Bank Indonesia (BI) dalam menentukan suku bunga acuan.
Sekadar informasi, IHSG berakhir di level 5.931 pada Jumat (14/9). Jika diakumulasi, sepanjang pekan lalu indeks berhasil menguat 1,36 persen dibandingkan dengan pekan sebelumnya di level 5.851.
(dau/lav)