Jakarta, CNN Indonesia --
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menargetkan setoran dividen perusahaan pelat merah Rp45,59 triliun pada 2019 mendatang. Angka tersebut naik tipis 1,99 persen dibanding target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 yang hanya Rp44,7 triliun.
Sekretaris Menteri BUMN Imam S. Putro mengatakan target tersebut diharapkan Rp44,7 triliun di antaranya bisa didapat dari enam sektor BUMN yang berada di bawah pembinaan kementeriannya.
Pertama,
agro dan farmasi yang diharapkan bisa memberikan dividen sebesar Rp259,3 miliar.
Kedua,
energi, logistik, dan pariwisata yang diharapkan bisa memberi setoran dividen Rp675,98 miliar. Ketiga, pertambangan dan media yang diharapkan bisa menyetor Rp8,5 triliun.
Keempat,
BUMN pada jasa keuangan yang diharapkan bisa menyumbang dividen Rp3,28 triliun. Kelima, BUMN yang sudah melantai di bursa diharapkan bisa menyetor Rp29,03 triliun.
Dan keenam, BUMN di bawah Deputi Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha yang diharapkan bisa memberi dividen Rp191 miliar. Selain itu dividen sisanya, diharapkan bisa didapat dari BUMN di bawah Kementerian Keuangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selain dari dividen, BUMN diharapkan menyumbang pajak. Tahun depan diharapkan BUMN bisa menyetor pajak Rp230,32 triliun sehingga kontribusi BUMN terhadap APBN bisa mencapai Rp275,92 triliun tahun depan," ujar Imam di Gedung DPR, Rabu (19/9).
Ia berharap, BUMN strategis seperti PT Pertamina (Persero) masih bisa menjadi kontributor dividen utama di tahun depan. Maka dari itu, Kementerian BUMN juga meminta uluran tangan pemerintah.
Salah satunya, dengan menyelesaikan piutang pemerintah kepada Pertamina agar arus kas perusahaan pimpinan Nicke Widyawati tetap terjaga. Adapun menurut data Kementerian Keuangan, pemerintah masih punya utang kepada Pertamina sebesar Rp15,91 triliun yang sedianya harus dibayar tahun depan.
Penyelesaian piutang Pertamina diharapkan bisa memperbaiki setoran dividen Pertamina yang belakangan ini melorot.
Sebagai informasi, 2017 silam, laba bersih Pertamina tercatat Rp34 triliun. Mereka menyetor dividen sebesar Rp8,57 triliun dengan rasio payout 25 persen. Pada 2018 ini, target laba Pertamina dipatok turun Rp32,77 triliun dan diperkirakan hanya menyumbang dividen Rp5 triliun dengan rasio payout 15 persen.
"Pertamina ini likuiditasnya tengah didiskusikan terus dengan BUMN dan Kementerian Keuangan. Sebetulnya banyak di dalam sana solusi yang bisa diselesaikan untuk menjaga eksistensi Pertamina," papar dia.
Imam yakin target setoran dividen tersebut bakal tercapai. Apalagi, hingga Agustus kemarin realisasi setoran dividen BUMN sudah mencapai Rp39,7 triliun atau mencapai 88,8 persen dari target.
(glh/agt)