Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar
rupiah berada di posisi Rp15.238 per
dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot Selasa (9/10) sore. Posisi tersebut melemah 20 poin atau 0,13 persen dibandingkan Senin (8/10) sore yang masih berada di level Rp15.218 per dolar AS.
Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) rupiah berada di posisi Rp15.233 per dolar AS atau melemah 40 poin dari posisi kemarin di Rp15.193 per dolar AS.
Bersama rupiah, mayoritas mata uang di kawasan Asia turut melemah. Won Korea Selatan minus 0,23 persen, rupee India minus 0,22 persen, dan baht Thailand minus 0,16 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu, dolar Singapura minus 0,12 persen, dolar Hong Kong minus 0,06 persen, dan ringgit Malaysia minus 0,02 persen. Namun, yen Jepang berhasi menguat 0,04 persen, peso Filipina 0,06 persen, dan renminbi China 0,18 persen.
Begitu pula dengan mayoritas mata uang utama negara maju. Poundsterling Inggris melemah 0,26 persen, euro Eropa minus 0,16 persen, franc Swisss minus 0,12 persen, dolar Kanada minus 0,05 persen, dan dolar Australia minus 0,02 persen. Hanya rubel Rusia yang menguat 0,32 persen dari mata uang Negeri Paman Sam.
Analis Monex Investindo Dini Nurhadi Yasyi mengatakan pergerakan rupiah sebenarnya sudah tidak mendapat tekanan dari rilis data ekonomi AS. Namun, rupiah tetap melemah karena ada sentimen baru; proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF).
IMF dalam proyeksi terbaru mereka memperkirakan perekonomian global hanya sebesar 3,7 persen pada tahun ini. Angka ini menurun dari proyeksi sebelumnya yang sebesar 3,9 persen pada awal tahun ini.
Selain global, IMF juga memangkas turun proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5,3 persen menjadi 5,1 persen. "Ini bisa menjadi ancaman bagi Indonesia sebagai negara
emerging market. Padahal, rupiah membutuhkan katalis positif," ucap Dini kepada CNNIndonesia.com, Selasa (9/10).
Selain itu, rupiah juga mendapatkan tekanan dari tingginya imbal hasil surat utang AS (
yield US Treasury). Imbal hasil tersebut telah mendorong investor menempatkan modalnya di dolar AS dan berhasil menguatkan indeks dolar AS.
Untuk hari esok, Dini memproyeksi rupiah masih akan melemah dengan bergerak di rentang Rp15.180-15.260 per dolar AS.
(uli/agt)