Semarang, CNN Indonesia -- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Tengah memutuskan untuk menolak rencana pembangunan Proyek
Tol Semarang- Bawen-Yogyakarta, Ruas Bawen-Yogyakarta. Penolakan tersebut diputuskan dalam Rapat Paripurna DPRD Jawa Tengah yang mengesahkan Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Senin (15/10).
Dalam pengesahan tersebut mereka memutuskan untuk menghapus Proyek Tol Bawen-Yogyakarta dari Perda RTRW Jawa Tengah. Ketua Pansus Raperda RTRW Abdul Azis usai rapat paripurna mengatakan penolakan dilakukan karena DPRD menilai proyek tol tersebut tidak akan efektif.
Alasan lain, tol juga dibangun di area yang rawan gempa. "Kami
melihat sekarang ini sudah ada ruas tol Semarang-Solo, kalaupun dilanjutkan ke ruas Solo-Jogja, tidak akan berbeda jauh dengan jalan nasional yang biasa. Sementara, bila dari Bawen-Yogya, banyak lahan basah dan di atas tanah yang rawan gempa", ungkap Abdul di Semarang, Senin (15/10) kemarin.
Sebelum disahkan lewat paripurna, penghapusan proyek tol sepanjang 70 kilometer ini sempat berjalan alot di tingkat Panitia Khusus (Pansus). Selain efektifitas, penghapusan tol Bawen-Yogya juga dinilai bisa menciptakan efisiensi anggaran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai ganti pembangunan tol, DPRD Jateng ingin pemerintah mengoptimalkan penggunaan transportasi masal khususnya jalur kereta api dari Semarang menuju Yogyakarta.
"Kalau dari anggaran, sangat efisien ya. Kita lebih ingin pada transportasi massal, seperti reaktivasi rel kereta api. Anggarannya lebih efisien. Kalau rel kereta investasinya antara 20 sampai 30 milyar per kilometer, tapi kalau tol sampai 150 milyar per kilo. Secara globalnya, tol butuh 10 trilyun, tapi dengan rel hanya butuh 2 trilyun", tambah Azis.
Sebagai informasi, saat ini, proyek tol Bawen-Yogya sudah pada tahap penetapan lokasi (Penlok).
(dmr/agt)