Jakarta, CNN Indonesia --
Amerika Serikat meminta Organisasi Perdagangan Dunia (
WTO) terlibat dalam konflik internasional yang terjadi akibat tarif
impor baja dan aluminium 25 persen yang mereka berlakukan. Permintaan mereka sampaikan Kamis (18/10) kemarin.
Seorang pejabat AS seperti dikutip dari Reuters mengatakan permintaan dilayangkan terkait balasan tarif yang dilakukan oleh China, Uni Eropa, Kanada dan Meksiko terhadap AS yang memberlakukan bea masuk 25 persen atas impor baja dan 10 persen atas impor aluminium. Sebelum AS, Kanada, China, Meksiko dan China telah berencana untuk meminta panel WTO untuk memeriksa tarif tersebut.
Norwegia dan Uni Eropa sudah mengajukan permintaan kepada WTO, Kamis (18/10) kemarin. China juga sudah mengajukan permintaan kepada WTO untuk membentuk kelompok ahli guna menentukan legalitas tarif yang dikenakan AS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika mengacu pada pernyataan yang tertera dalam situs website resmi kementerian negara tersebut, dikatakan keputusan AS melakukan penyesuaian tarif adalah sebagai bentuk pertahanan serius terhadap aturan perdagangan internasional.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada tanggapan resmi dari WTO terkait dengan permintaan ini. Tapi, jika dilihat dari rekam jejak organisasi ini, WTO telah memimpin sejumlah sengketa yang banyak. Sengketa tersebut salah satu di antaranya dipicu oleh tarif Trump untuk baja dan alumunium, serta perang dagangnya dengan China.
Sebelumnya, Norwergia mengatakan telah melakukan konsultasi awal dengan AS, tapi tidak mendapatkan solusi yang menyenangkan. Karena hal itu, negara ini bergabung dengan negara yang terlibat dalam perselisihan dagang dengan AS untuk ikut meminta WTO membentuk panel khusus dalam rangka melakukan penilaian independen atas tarif yang diberlakukan AS.
"Kami percaya bahwa tarif tambahan AS pada baja dan alumunium bertentangan dengan aturan WTO. Oleh karena itu, bersama dengan Uni Eropa dan beberapa negara lainnya, kami meminta WTO untuk membentuk panel diskusi perselisihan tentang hal ini," kata Menteri Luar Negeri Norwegia Ine Eriksen Soereide seperti dikutip dari Reuters, Jumat (19/10).
Di lain sisi, Sekretaris Perdagangan AS Wilbur Ross mengatakan kepada CNBC bahwa perundingan perdagangan dengan Cina telah mengambil waktu jeda yang singkat. Menurutnya, hal itu juga memadamkan harapan bahwa negara akan membuat keputusan yang substansial terkait dengan isu tersebut pada pertemuan G20 mendatang.
(mjs/agt)