Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden
Joko Widodo mengumpulkan puluhan bupati se-
Indonesia di
Istana Merdeka siang ini. Dalam pertemuan itu, Presiden menyinggung ketidakpastian perekonomian global yang mempengaruhi perekonomian Indonesia.
"Ekonomi global sekarang ini pada posisi yang sulit dan tidak menguntungkan kita secara pertumbuhan. Saya kira hal-hal seperti ini harus terus kita hati-hati," kata Jokowi, Senin (12/11).
Kehati-hatian tersebut kata Jokowi, salah satunya perlu diarahkan pada perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang sampai saat ini belum menunjukkan tanda berakhir. Selain itu kewaspadaan juga perlu diarahkan pada krisis ekonomi Brasil dan Venezuela hingga inflasi ratusan persen dan lilitan utang yang membelit ekonomi Turki.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Krisis tersebut dikhawatirkan bisa berdampak pada ekonomi dalam negeri. Para bupati, kata Jokowi, harus sadar serta mewaspadai perkembangan dan masalah perekonomian global tersebut supaya tidak berdampak besar pada ekonomi dalam negeri. Ia mengatakan, walaupun terimbas oleh masalah tersebut, saat ini perekonomian Indonesia masih bisa bertahan.
"
Alhamdulillah patut kita syukuri kinerja ekonomi dalam situasi sangat-sangat sulit seperti ini. Informasi terakhir dari BPS pertumbuhan ekonomi kita stabil dan naik di triwulan ketiga yaitu pada angka 5.17 persen," tutur mantan Wali Kota Solo ini.
Sebelumnya, BPS mencatat pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga memang lebih kecil dibandingkan kuartal dua yakni 5,27 persen. Namun, angka itu lebih besar dibandingkan periode yang sama tahun lalu, 5,06 persen.
Angka itu juga lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada 2016 yakni 5,03 persen dan pada 2015 tercatat 4,78 persen. Sektor jasa mencatat pertumbuhan tertinggi, yakni 9,19 persen. Namun, angka itu tak berkontribusi signifikan mendorong pertumbuhan ekonomi karena porsinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) hanya sekitar 2 persen.
Sementara, sektor manufaktur memegang peranan terbesar terhadap PDB dengan nilai 19,66 persen. Namun pertumbuhannya hanya tercatat 4,33 persen. Sektor konstruksi yang tumbuh 5,79 persen atau lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi.
(chri/agt)