Jakarta, CNN Indonesia --
Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) menegaskan pembangunan Moda Raya Terpadu (MRT) Fase 2 tetap mengacu kepada rencana awal; dari Bundaran Hotel Indonesia (HI)-Kampung Bandan. Rute MRT Fase 2 dibangun sepanjang 8,6 kilometer (km) dengan total nilai investasi mencapai Rp22,5 triliun.
Pernyataan tersebut disampaikan terkait harapan Presiden Jokowi yang beberapa waktu lalu meminta Pembangunan MRT Fase 2 bisa diteruskan sampai Ancol.
"Pertama kami selesaikan dulu sampai Kampung Bandan dulu," kata Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono di Hotel JS Luwansa, Senin (12/11).
Presiden Joko Widodo berharap pembangunan MRT fase 2 bisa diperpanjang. Ia minta proyek tidak hanya berhenti sampai Kampung Bandan, melainkan tembus sampai Ancol. Jokowi menyampaikan keinginannya ketika menjajal MRT kali pertama pada Selasa (6/11) lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bambang mengatakan perpanjangan rute ke Ancol harus menempuh proses lanjutan. Dengan demikian, untuk fase 2 ini MRT belum bisa menghubungkan HI-Ancol. "Kan awal kontraknya seperti itu (rute HI-Kampung Bandan). Nanti setelah itu baru bicara lanjutannya. Sama seperti Lebak Bulus kami tarik ke Tangerang Selatan," imbuhnya.
Selain perpanjangan fase 2 hingga Ancol, Presiden juga menginginkan pembangunan MRT fase 2 beriringan dengan pembangunan MRT Fase 3. MRT Fase 3 sendiri menghubungkan ujung barat hingga timur sepanjang 33 km.
Bambang mengatakan pemerintah akan mengajak serta pihak swasta untuk proyek MRT East-West. Sebab, rute MRT Fase 3 dari Cikarang sampai Balaraja bakal melewati kawasan industri. Untuk MRT fase 3 ini, akan digunakan skema Kerja sama Pemerintah Badan Usaha (KPBU).
"Makanya saya lagi istilahnya merayu-rayu swasta, mana yang mau investasi misalnya di wilayah timur di wilayah barat. Kami undang mereka ikut berpartisipasi," katanya.
Untuk diketahui, proyek MRT Fase 1 sepanjang 16 kilometer menelan biaya hingga Rp16 triliun. Sementara, MRT Fase 2 sepanjang 8,6 km menelan biaya Rp22,5 triliun. Megaproyek transportasi tersebut mendapatkan pinjaman dari Japan International Cooperation Agency (JICA).
(ulf/agt)